Minggu, 18 Oktober 2009

Pernahkah anda memikirkan bahwa anda tidak ada sebelum
dilahirkan ke dunia ini; dan anda telah diciptakan dari sebuah
ketiadaan?
Pernahkan anda berpikir bagaimana bunga yang setiap hari anda lihat
di ruang tamu, yang tumbuh dari tanah yang hitam, ternyata memiliki
bau yang harum serta berwarna-warni?
Pernahkan anda memikirkan seekor nyamuk, yang sangat mengganggu
ketika terbang mengitari anda, mengepakkan sayapnya dengan
kecepatan yang sedemikian tinggi sehingga kita tidak mampu melihatnya?
Pernahkan anda berpikir bahwa lapisan luar dari buah-buahan seperti
pisang, semangka, melon dan jeruk berfungsi sebagai pembungkus
yang sangat berkualitas, yang membungkus daging buahnya sedemikian
rupa sehingga rasa dan keharumannya tetap terjaga?
Pernahkan anda berpikir bahwa gempa bumi mungkin saja datang
secara tiba-tiba ketika anda sedang tidur, yang menghancur luluhkan rumah,
kantor dan kota anda hingga rata dengan tanah sehingga dalam
tempo beberapa detik saja anda pun kehilangan segala sesuatu yang anda
miliki di dunia ini?
Pernahkan anda berpikir bahwa kehidupan anda berlalu dengan
sangat cepat, anda pun menjadi semakin tua dan lemah, dan lambat laun
kehilangan ketampanan atau kecantikan, kesehatan dan kekuatan anda?
Pernahkan anda memikirkan bahwa suatu hari nanti, malaikat maut
yang diutus oleh Allah akan datang menjemput untuk membawa anda
meninggalkan dunia ini?
Jika demikian, pernahkan anda berpikir mengapa manusia demikian
terbelenggu oleh kehidupan dunia yang sebentar lagi akan mereka
tinggalkan dan yang seharusnya mereka jadikan sebagai tempat untuk
bekerja keras dalam meraih kebahagiaan hidup di akhirat?
Manusia adalah makhluk yang dilengkapi Allah sarana berpikir. Namun
sayang, kebanyakan mereka tidak menggunakan sarana yang teramat
penting ini sebagaimana mestinya. Bahkan pada kenyataannya sebagian
manusia hampir tidak pernah berpikir.
Sebenarnya, setiap orang memiliki tingkat kemampuan berpikiryang seringkali ia sendiri tidak menyadarinya. Ketika mulai
menggunakan kemampuan berpikir tersebut, fakta-fakta yang sampai sekarang tidak mampu diketahuinya, lambat-laun mulai terbuka di hadapannya. Semakin dalam ia
berpikir, semakin bertambahlah kemampuan berpikirnya dan hal
ini mungkin sekali berlaku bagi setiap orang. Harus disadari bahwa
tiap orang mempunyai kebutuhan untuk berpikir serta menggunakan
akalnya semaksimal mungkin.Buku ini ditulis dengan tujuan
mengajak manusia "berpikir sebagaimana mestinya" dan mengarahkan
mereka untuk "berpikir sebagaimana mestinya". Seseorang yang
tidak berpikir berada sangat jauh dari kebenaran dan menjalani sebuah
kehidupan yang penuh kepalsuan dan kesesatan. Akibatnya ia tidak akan
mengetahui tujuan penciptaan alam, dan arti keberadaan dirinya di dunia.
Padahal, Allah telah menciptakan segala sesuatu untuk sebuah tujuan
sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur'an:
"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan
dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS.
Ad-Dukhaan, 44: 38-39)
"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan
kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan
kepada Kami?" (QS. Al-MuÕminuun, 23:115)
Oleh karena itu, yang paling pertama kali wajib untuk dipikirkan secara
mendalam oleh setiap orang ialah tujuan dari penciptaan dirinya, baru
kemudian segala sesuatu yang ia lihat di alam sekitar serta segala kejadian
atau peristiwa yang ia jumpai selama hidupnya. Manusia yang ti-dak memikirkan hal ini, hanya akan mengetahui kenyataan-kenyataan
tersebut setelah ia mati. Yakni ketika ia mempertanggung jawabkan segala
amal perbuatannya di hadapan Allah; namun sayang sudah terlambat.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an bahwa pada hari penghisaban, tiap manusia
akan berpikir dan menyaksikan kebenaran atau kenyataan tersebut:
"Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah
manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia
mengatakan, "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal
saleh) untuk hidupku ini." (QS. Al-Fajr, 89:23-24)
Padahal Allah telah memberikan kita kesempatan hidup di dunia.
Berpikir atau merenung untuk kemudian mengambil kesimpulan atau
pelajaran-pelajaran dari apa yang kita renungkan untuk memahami kebenaran,
akan menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi kehidupan di akhirat
kelak. Dengan alasan inilah, Allah mewajibkan seluruh manusia, melalui
para Nabi dan Kitab-kitab-Nya, untuk memikirkan dan merenungkan
penciptaan diri mereka sendiri dan jagad raya:
"Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?,
Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan.
Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar
akan pertemuan dengan Tuhannya." (QS. Ar-Ruum, 30: 8)

BERPIKIR MENDALAM

Banyak yang beranggapan bahwa untuk "berpikir secara mendalam",
seseorang perlu memegang kepala dengan kedua telapak
tangannya, dan menyendiri di sebuah ruangan yang sunyi,
jauh dari keramaian dan segala urusan yang ada. Sungguh, mereka telah
menganggap "berpikir secara mendalam" sebagai sesuatu yang memberatkan
dan menyusahkan. Mereka berkesimpulan bahwa pekerjaan ini
hanyalah untuk kalangan "filosof".
Padahal, sebagaimana telah disebutkan dalam pendahuluan, Allah
mewajibkan manusia untuk berpikir secara mendalam atau merenung.
Allah berfirman bahwa Al-Qur'an diturunkan kepada manusia untuk dipikirkan
atau direnungkan: "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan
kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan
(merenungkan) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orangorang
yang mempunyai pikiran" (QS. Shaad, 38: 29). Yang ditekankan di
sini adalah bahwa setiap orang hendaknya berusaha secara ikhlas sekuat
tenaga dalam meningkatkan kemampuan dan kedalaman berpikir.
Sebaliknya, orang-orang yang tidak mau berusaha untuk berpikir
mendalam akan terus-menerus hidup dalam kelalaian yang sangat. Kata
kelalaian mengandung arti "ketidakpedulian (tetapi bukan melupakan),
meninggalkan, dalam kekeliruan, tidak menghiraukan, dalam kecerobohan".
Kelalaian manusia yang tidak berpikir adalah akibat melupakan
atau secara sengaja tidak menghiraukan tujuan penciptaan diri mereka
serta kebenaran ajaran agama. Ini adalah jalan hidup yang sangat berbahaya
yang dapat menghantarkan seseorang ke neraka. Berkenaan dengan
hal tersebut, Allah memperingatkan manusia agar tidak termasuk dalam
golongan orang-orang yang lalai:
"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri
dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan
petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS. Al-
AÕraaf, 7: 205)
"Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika
segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak
(pula) beriman." (QS. Maryam, 19: 39)
Berpikir Mendalam 13
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
Dalam Al-Qur'an, Allah menyebutkan tentang mereka yang berpikir
secara sadar, kemudian merenung dan pada akhirnya sampai kepada kebenaran
yang menjadikan mereka takut kepada Allah. Sebaliknya, Allah
juga menyatakan bahwa orang-orang yang mengikuti para pendahulu
mereka secara taklid buta tanpa berpikir, ataupun hanya sekedar mengikuti
kebiasaan yang ada, berada dalam kekeliruan. Ketika ditanya, para
pengekor yang tidak mau berpikir tersebut akan menjawab bahwa mereka
adalah orang-orang yang menjalankan agama dan beriman kepada Allah.
Tetapi karena tidak berpikir, mereka sekedar melakukan ibadah dan
aktifitas hidup tanpa disertai rasa takut kepada Allah. Mentalitas golongan
ini sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur'an:
Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya,
jika kamu mengetahui?"
Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah
kamu tidak ingat?"
Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya
'Arsy yang besar?"
Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah
kamu tidak bertakwa?"
Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala
sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi
dari (adzab)-Nya, jika kamu mengetahui?"
Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian),
maka dari jalan manakah kamu ditipu (disihir)?"
"Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya
mereka benar-benar orang-orang yang berdusta." (QS. Al-
MuÕminuun, 23: 84-90)
Berpikir dapat membebaskan seseorang daribelenggu sihir
Dalam ayat di atas, Allah bertanya kepada manusia, "Émaka dari jalan
manakah kamu ditipu (disihir)?. Kata disihir atau tersihir di sini
mempunyai makna kelumpuhan mental atau akal yang menguasai manusia
secara menyeluruh. Akal yang tidak digunakan untuk berpikir be-
14
Berpikir Mendalam 15
rarti bahwa akal tersebut telah lumpuh, penglihatan menjadi kabur, berperilaku
sebagaimana seseorang yang tidak melihat kenyataan di depan
matanya, sarana yang dimiliki untuk membedakan yang benar dari yang
salah menjadi lemah. Ia tidak mampu memahami sebuah kebenaran yang
sederhana sekalipun. Ia tidak dapat membangkitkan kesadarannya untuk
memahami peristiwa-peristiwa luar biasa yang terjadi di sekitarnya. Ia tidak
mampu melihat bagian-bagian rumit dari peristiwa-peristiwa yang
ada. Apa yang menyebabkan masyarakat secara keseluruhan tenggelam
dalam kehidupan yang melalaikan selama ribuan tahun serta menjauhkan
diri dari berpikir sehingga seolah-olah telah menjadi sebuah tradisi
adalah kelumpuhan akal ini.
Pengaruh sihir yang bersifat kolektif tersebut dapat dikiaskan sebagaimana
berikut:
Dibawah permukaan bumi terdapat sebuah lapisan mendidih yang
dinamakan magma, padahal kerak bumi sangatlah tipis. Tebal lapisan kerak
bumi dibandingkan keseluruhan bumi adalah sebagaimana tebal kulit
apel dibandingkan buah apel itu sendiri. Ini berarti bahwa magma
yang membara tersebut demikian dekatnya dengan kita, dibawah telapak
kaki kita!
Setiap orang mengetahui bahwa di bawah permukaan bumi ada lapisan
yang mendidih dengan suhu yang sangat panas, tetapi manusia tidak
terlalu memikirkannya. Hal ini dikarenakan para orang tua, sanak saudara,
kerabat, teman, tetangga, penulis artikel di koran yang mereka baca,
produser acara-acara TV dan professor mereka di universitas tidak juga
memikirkannya.
Ijinkanlah kami mengajak anda berpikir sebentar tentang masalah
ini. Anggaplah seseorang yang telah kehilangan ingatan berusaha untuk
mengenal sekelilingnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
setiap orang di sekitarnya. Pertama-tama ia menanyakan tempat
dimana ia berada. Apakah kira-kira yang akan muncul di benaknya apabila
diberitahukan bahwa di bawah tempat dia berdiri terdapat sebuah
bola api mendidih yang dapat memancar dan berhamburan dari permukaan
bumi pada saat terjadi gempa yang hebat atau gunung meletus?
16 BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
Sebagaimana terlihat pada gambar di atas, di bawah
permukaan bumi terdapat sebuah lapisan magma. Akibat
pergerakan lapisan-lapisan di bagian permukaan, magma
mendorong kerak bumi ke arah permukaan
sehingga menyebabkan letusan vulkanik.
Lava yang memancar dari gunung
berapi Etna di Itali, yang meleturs
pada tahun 1992, terlihat
seperti "sungai api"
(bawah)
Mari kita berbicara lebih jauh dan anggaplah orang ini telah diberitahu
bahwa bumi tempat ia berada hanyalah sebuah planet kecil yang mengapung
dalam ruang yang sangat luas, gelap dan hampa yang disebut
ruang angkasa. Ruang angkasa ini memiliki
potensi bahaya yang lebih besar dibandingkan
materi bumi tersebut,
misalnya: meteor-meteor
dengan berat bertonton
yang bergerak dengan
leluasa di dalamnya. Bukan
tidak mungkin meteor-meteor
tersebut bergerak ke arah bumi dan kemudian menabraknya.
Mustahil orang ini mampu untuk tidak berpikir sedetikpun ketika
berada di tempat yang penuh dengan bahaya yang setiap saat mengancam
jiwanya. Ia pun akan berpikir pula bagaimana mungkin manusia
dapat hidup dalam sebuah planet yang sebenarnya senantiasa berada di
ujung tanduk, sangat rapuh dan membahayakan nyawanya. Ia lalu sadar
bahwa kondisi ini hanya terjadi karena adanya sebuah sistim yang sempurna
tanpa cacat sedikitpun. Kendatipun bumi, tempat ia tinggal, memiliki
bahaya yang luar biasa besarnya, namun padanya terdapat sistim
keseimbangan yang sangat akurat yang mampu mencegah bahaya tersebut
agar tidak menimpa manusia. Seseorang yang menyadari hal ini, memahami
bahwa bumi dan segala makhluk di atasnya dapat melangsungkan
kehidupan dengan selamat hanya dengan kehendak Allah, disebabkan
oleh adanya keseimbangan alam yang sempurna dan tanpa cacat
yang diciptakan-Nya.
Contoh di atas hanyalah satu diantara jutaan, atau bahkan trilyunan
contoh-contoh yang hendaknya direnungkan oleh manusia. Di bawah ini
satu lagi contoh yang mudah-mudahan membantu dalam memahami bagaimana
"kondisi lalai" dapat mempengaruhi sarana berpikir manusia
dan melumpuhkan kemampuan akalnya.
Manusia mengetahui bahwa kehidupan di dunia berlalu dan berakhir
sangat cepat. Anehnya, masih saja mereka bertingkah laku seolah-olah
mereka tidak akan pernah meninggalkan dunia. Mereka melakukan pekerjaan
seakan-akan di dunia tidak ada kematian. Sungguh, ini adalah sebuah
bentuk sihir atau mantra yang terwariskan secara turun-temurun.
Keadaan ini berpengaruh sedemikian besarnya sehingga ketika ada yang
berbicara tentang kematian, orang-orang dengan segera menghentikan
topik tersebut karena takut kehilangan sihir yang selama ini membelenggu
mereka dan tidak berani menghadapi kenyataan tersebut. Orang yang
mengabiskan seluruh hidupnya untuk membeli rumah yang bagus, penginapan
musim panas, mobil dan kemudian menyekolahkan anak-anak
mereka ke sekolah yang bagus, tidak ingin berpikir bahwa pada suatu hari
mereka akan mati dan tidak akan dapat membawa mobil, rumah, ata-
Berpikir Mendalam 17
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
upun anak-anak beserta mereka. Akibatnya, daripada melakukan sesuatu
untuk kehidupan yang hakiki setelah mati, mereka memilih untuk tidak
berpikir tentang kematian.
Namun, cepat atau lambat setiap manusia pasti akan menemui
ajalnya. Setelah itu, percaya atau tidak, setiap orang akan memulai sebuah
kehidupan yang kekal. Apakah kehidupannya yang abadi tersebut
berlangsung di surga atau di neraka, tergantung dari amal perbuatan selama
hidupnya yang singkat di dunia. Karena hal ini adalah sebuah kebenaran
yang pasti akan terjadi, maka satu-satunya alasan mengapa manusia
bertingkah laku seolah-olah mati itu tidak ada adalah sihir yang telah
menutup atau membelenggu mereka akibat tidak berpikir dan merenung.
Orang-orang yang tidak dapat membebaskan diri mereka dari sihir
dengan cara berpikir, yang mengakibatkan mereka berada dalam kelalaian,
akan melihat kebenaran dengan mata kepala mereka sendiri setelah
mereka mati, sebagaimana yang diberitakan Allah kepada kita dalam Al-
Qur'an :
"Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami
singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu
pada hari itu amat tajam." (QS. Qaaf, 50: 22)
Dalam ayat di atas penglihatan seseorang menjadi kabur akibat tidak
mau berpikir, akan tetapi penglihatannya menjadi tajam setelah ia dibangkitkan
dari alam kubur dan ketika mempertanggung jawabkan segala
amal perbuatannya di akhirat.
Perlu digaris bawahi bahwa manusia mungkin saja membiarkan dirinya
secara sengaja untuk dibelenggu oleh sihir tersebut. Mereka beranggapan
bahwa dengan melakukan hal ini mereka akan hidup dengan tentram.
Syukurlah bahwa ternyata sangat mudah bagi seseorang untuk merubah
kondisi yang demikian serta melenyapkan kelumpuhan mental
atau akalnya, sehingga ia dapat hidup dalam kesadaran untuk mengetahui
kenyataan. Allah telah memberikan jalan keluar kepada manusia; manusia
yang merenung dan berpikir akan mampu melepaskan diri dari belenggu
sihir pada saat mereka masih di dunia. Selanjutnya, ia akan me-
18
mahami tujuan dan makna yang hakiki dari segala peristiwa yang ada. Ia
pun akan mampu memahami kebijaksanaan dari apapun yang Allah ciptakan
setiap saat.
Seseorang dapat berpikir kapanpun dan dimanapun
Berpikir tidaklah memerlukan waktu, tempat ataupun kondisi khusus.
Seseorang dapat berpikir sambil berjalan di jalan raya, ketika pergi ke
kantor, mengemudi mobil, bekerja di depan komputer, menghadiri pertemuan
dengan rekan-rekan, melihat TV ataupun ketika sedang makan siang.
Misalnya: di saat sedang mengemudi mobil, seseorang melihat ratusan
orang berada di luar. Ketika menyaksikan mereka, ia terdorong untuk
berpikir tentang berbagai macam hal. Dalam benaknya tergambar penampilan
fisik dari ratusan orang yang sedang disaksikannya yang sama
sekali berbeda satu sama lain. Tak satupun diantara mereka yang mirip
dengan yang lain. Sungguh menakjubkan: kendatipun orang-orang ini
memiliki anggota tubuh yang sama, misalnya sama-sama mempunyai
mata, alis, bulu mata, tangan, lengan, kaki, mulut dan hidung; tetapi mereka
terlihat sangat berbeda satu sama lain. Ketika berpikir sedikit mendalam,
ia akan teringat bahwa:
Allah telah menciptakan bilyunan manusia selama ribuan tahun, semuanya
berbeda satu dengan yang lain. Ini adalah bukti nyata tentang ke
Maha Perkasaan dan ke Maha Besaran Allah.
Menyaksikan manusia yang sedang lalu lalang dan bergegas menuju
tempat tujuan mereka masing-masing, dapat memunculkan beragam
pikiran di benak seseorang. Ketika pertama kali memandang, muncul di
pikirannya: manusia yang jumlahnya banyak ini terdiri atas individu-individu
yang khas dan unik. Tiap individu memiliki dunia, keinginan,
rencana, cara hidup, hal-hal yang membuatnya bahagia atau sedih, serta
perasaannya sendiri. Secara umum, setiap manusia dilahirkan, tumbuh
besar dan dewasa, mendapatkan pendidikan, mencari pekerjaan, bekerja,
menikah, mempunyai anak, menyekolahkan dan menikahkan anak-
Berpikir Mendalam 19
20 BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
Kerumunan manusia ini mengajak manusia untuk merenungkan ciptaan Allah yang
agung. Sejak dunia ini ada, Allah telah menciptakan milyaran wajah manusia yang
berbeda satu sama lain.
anaknya, menjadi tua, menjadi nenek atau kakek dan pada akhirnya meninggal
dunia. Dilihat dari sudut pandang ini, ternyata perjalanan hidup
semua manusia tidaklah jauh berbeda; tidak terlalu penting apakah ia hidup
di perkampungan di kota Istanbul atau di kota besar seperti Mexico,
tidak ada bedanya sedikitpun. Semua orang suatu saat pasti akan mati,
seratus tahun lagi mungkin tak satupun dari orang-orang tersebut
yang akan masih hidup. Menyadari kenyataan ini, seseorang akan berpikir
dan bertanya kepada dirinya sendiri: "Jika kita semua suatu hari akan
mati, lalu apakah gerangan yang menyebabkan manusia bertingkah laku
seakan-akan mereka tak akan pernah meninggalkan dunia ini? Seseorang
yang akan mati sudah sepatutnya beramal secara sungguh-sungguh
untuk kehidupannya setelah mati; tetapi mengapa hampir semua
manusia berkelakuan seolah-olah hidup mereka di dunia tak akan pernah
berakhir?"
Orang yang memikirkan halhal semacam ini lah yang dinamakan
orang yang berpikir dan mencapai kesimpulan yang sangat bermakna
dari apa yang ia pikirkan. Sebagian besar manusia tidak berpikir tentang masalah kematian dan apa yang terjadi setelahnya. Ketika mendadak ditanya,"Apakah
yang sedang anda pikirkan saat ini?", maka akan terlihat bahwa mereka
sedang memikirkan segala sesuatu yang sebenarnya tidak perlu untuk dipikirkan, sehingga tidak akan banyak manfaatnya bagi mereka.
Namun, seseorang bisa juga "berpikir" hal-hal yang "bermakna",
"penuh hikmah" dan "penting" setiap
saat semenjak bangun tidur hingga
kembali ke tempat tidur, dan Berpikir Mendalam 21 "Tiap-tiap yang berjiwa
akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan
dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga makasungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."
(QS. Aali ÔImraan,3:185)
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
mengambil pelajaran ataupun kesimpulan dari apa yang dipikirkannya.
Dalam Al-Qur'an, Allah menyatakan bahwa orang-orang yang beriman
memikirkan dan merenungkan secara mendalam segala kejadian
yang ada dan mengambil pelajaran yang berguna dari apa yang mereka
pikirkan.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka." (QS. Aali ÔImraan, 3: 190-191).
Ayat di atas menyatakan bahwa oleh karena orang-orang yang beriman
adalah mereka yang berpikir, maka mereka mampu melihat hal-hal
yang menakjubkan dari ciptaan Allah dan mengagungkan Kebesaran, Ilmu
serta Kebijaksanaan Allah.
Berpikir dengan ikhlas sambil menghadapkan
diri kepada Allah
Agar sebuah perenungan menghasilkan manfaat dan seterusnya
menghantarkan kepada sebuah kesimpulan yang benar, maka seseorang
harus berpikir positif. Misalnya: seseorang melihat orang lain dengan penampilan
fisik yang lebih baik dari dirinya. Ia lalu merasa dirinya rendah
karena kekurangan yang ada pada fisiknya dibandingkan dengan orang
tersebut yang tampak lebih rupawan. Atau ia merasa iri terhadap orang
tersebut. Ini adalah pikiran yang tidak dikehendaki Allah. Jika ridha Allah
yang dicari, maka seharusnya ia menganggap bagusnya bentuk rupa
orang yang ia lihat sebagai wujud dari ciptaan Allah yang sempurna.
Dengan melihat orang yang rupawan sebagai sebuah keindahan yang Allah
ciptakan akan memberikannya kepuasan. Ia berdoa kepada Allah
agar menambah keindahan orang tersebut di akhirat. Sedang untuk dirinya
sendiri, ia juga meminta kepada Allah agar dikaruniai keindahan yang
hakiki dan abadi di akhirat kelak. Hal serupa seringkali dialami oleh seorang
hamba yang sedang diuji oleh Allah untuk mengetahui apakah da-
22
lam ujian tersebut ia menunjukkan perilaku serta pola pikir yang baik
yang diridhai Allah atau sebaliknya.
Keberhasilan dalam menempuh ujian tersebut, yakni dalam melakukan
perenungan ataupun proses berpikir yang mendatangkan kebahagiaan
di akhirat, masih ditentukan oleh kemauannya dalam mengambil pelajaran
atau peringatan dari apa yang ia renungkan. Karena itu, sangatlah
ditekankan disini bahwa seseorang hendaknya selalu berpikir secara ikhlas
sambil menghadapkan diri kepada Allah. Allah berfirman dalam Al-
Qur'an :
"Dia lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya
dan menurunkan untukmu rezki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran
kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah)." (QS. Ghaafir,
40: 13).

BERPIKIR MENDALAM

banyak yang beranggapan bahwa untuk "berpikir secara mendalam",
seseorang perlu memegang kepala dengan kedua telapak
tangannya, dan menyendiri di sebuah ruangan yang sunyi,
jauh dari keramaian dan segala urusan yang ada. Sungguh, mereka telah
menganggap "berpikir secara mendalam" sebagai sesuatu yang memberatkan
dan menyusahkan. Mereka berkesimpulan bahwa pekerjaan ini
hanyalah untuk kalangan "filosof".
Padahal, sebagaimana telah disebutkan dalam pendahuluan, Allah
mewajibkan manusia untuk berpikir secara mendalam atau merenung.
Allah berfirman bahwa Al-Qur'an diturunkan kepada manusia untuk dipikirkan
atau direnungkan: "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan
kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan
(merenungkan) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orangorang
yang mempunyai pikiran" (QS. Shaad, 38: 29). Yang ditekankan di
sini adalah bahwa setiap orang hendaknya berusaha secara ikhlas sekuat
tenaga dalam meningkatkan kemampuan dan kedalaman berpikir.
Sebaliknya, orang-orang yang tidak mau berusaha untuk berpikir
mendalam akan terus-menerus hidup dalam kelalaian yang sangat. Kata
kelalaian mengandung arti "ketidakpedulian (tetapi bukan melupakan),
meninggalkan, dalam kekeliruan, tidak menghiraukan, dalam kecerobohan".
Kelalaian manusia yang tidak berpikir adalah akibat melupakan
atau secara sengaja tidak menghiraukan tujuan penciptaan diri mereka
serta kebenaran ajaran agama. Ini adalah jalan hidup yang sangat berbahaya
yang dapat menghantarkan seseorang ke neraka. Berkenaan dengan
hal tersebut, Allah memperingatkan manusia agar tidak termasuk dalam
golongan orang-orang yang lalai:
"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri
dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan
petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS. Al-
AÕraaf, 7: 205)
"Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika
segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak
(pula) beriman." (QS. Maryam, 19: 39)
Berpikir Mendalam 13
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
Dalam Al-Qur'an, Allah menyebutkan tentang mereka yang berpikir
secara sadar, kemudian merenung dan pada akhirnya sampai kepada kebenaran
yang menjadikan mereka takut kepada Allah. Sebaliknya, Allah
juga menyatakan bahwa orang-orang yang mengikuti para pendahulu
mereka secara taklid buta tanpa berpikir, ataupun hanya sekedar mengikuti
kebiasaan yang ada, berada dalam kekeliruan. Ketika ditanya, para
pengekor yang tidak mau berpikir tersebut akan menjawab bahwa mereka
adalah orang-orang yang menjalankan agama dan beriman kepada Allah.
Tetapi karena tidak berpikir, mereka sekedar melakukan ibadah dan
aktifitas hidup tanpa disertai rasa takut kepada Allah. Mentalitas golongan
ini sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur'an:
Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya,
jika kamu mengetahui?"
Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah
kamu tidak ingat?"
Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya
'Arsy yang besar?"
Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah
kamu tidak bertakwa?"
Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala
sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi
dari (adzab)-Nya, jika kamu mengetahui?"
Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian),
maka dari jalan manakah kamu ditipu (disihir)?"
"Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya
mereka benar-benar orang-orang yang berdusta." (QS. Al-
MuÕminuun, 23: 84-90)
Berpikir dapat membebaskan seseorang daribelenggu sihir
Dalam ayat di atas, Allah bertanya kepada manusia, "Émaka dari jalan
manakah kamu ditipu (disihir)?. Kata disihir atau tersihir di sini
mempunyai makna kelumpuhan mental atau akal yang menguasai manusia
secara menyeluruh. Akal yang tidak digunakan untuk berpikir
Berarti bahwa akal tersebut telah lumpuh, penglihatan menjadi kabur, berperilaku
sebagaimana seseorang yang tidak melihat kenyataan di depan
matanya, sarana yang dimiliki untuk membedakan yang benar dari yang
salah menjadi lemah. Ia tidak mampu memahami sebuah kebenaran yang
sederhana sekalipun. Ia tidak dapat membangkitkan kesadarannya untuk
memahami peristiwa-peristiwa luar biasa yang terjadi di sekitarnya. Ia tidak
mampu melihat bagian-bagian rumit dari peristiwa-peristiwa yang
ada. Apa yang menyebabkan masyarakat secara keseluruhan tenggelam
dalam kehidupan yang melalaikan selama ribuan tahun serta menjauhkan
diri dari berpikir sehingga seolah-olah telah menjadi sebuah tradisi
adalah kelumpuhan akal ini.
Pengaruh sihir yang bersifat kolektif tersebut dapat dikiaskan sebagaimana
berikut:
Dibawah permukaan bumi terdapat sebuah lapisan mendidih yang
dinamakan magma, padahal kerak bumi sangatlah tipis. Tebal lapisan kerak
bumi dibandingkan keseluruhan bumi adalah sebagaimana tebal kulit
apel dibandingkan buah apel itu sendiri. Ini berarti bahwa magma
yang membara tersebut demikian dekatnya dengan kita, dibawah telapak
kaki kita!
Setiap orang mengetahui bahwa di bawah permukaan bumi ada lapisan
yang mendidih dengan suhu yang sangat panas, tetapi manusia tidak
terlalu memikirkannya. Hal ini dikarenakan para orang tua, sanak saudara,
kerabat, teman, tetangga, penulis artikel di koran yang mereka baca,
produser acara-acara TV dan professor mereka di universitas tidak juga
memikirkannya.
Ijinkanlah kami mengajak anda berpikir sebentar tentang masalah
ini. Anggaplah seseorang yang telah kehilangan ingatan berusaha untuk
mengenal sekelilingnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
setiap orang di sekitarnya. Pertama-tama ia menanyakan tempat
dimana ia berada. Apakah kira-kira yang akan muncul di benaknya apabila
diberitahukan bahwa di bawah tempat dia berdiri terdapat sebuah
bola api mendidih yang dapat memancar dan berhamburan dari permukaan
bumi pada saat terjadi gempa yang hebat atau gunung meletus?
16 BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
Sebagaimana terlihat pada gambar di atas, di bawah
permukaan bumi terdapat sebuah lapisan magma. Akibat
pergerakan lapisan-lapisan di bagian permukaan, magma
mendorong kerak bumi ke arah permukaan
sehingga menyebabkan letusan vulkanik.
Lava yang memancar dari gunung
berapi Etna di Itali, yang meleturs
pada tahun 1992, terlihat
seperti "sungai api" Mari kita berbicara lebih jauh dan anggaplah orang ini telah diberitahu bahwa bumi tempat ia berada hanyalah sebuah planet kecil yang mengapung
dalam ruang yang sangat luas, gelap dan hampa yang disebut
ruang angkasa. Ruang angkasa ini memiliki
potensi bahaya yang lebih besar dibandingkan
materi bumi tersebut, misalnya: meteor-meteor
dengan berat bertonton yang bergerak dengan leluasa di dalamnya.
Bukantidak mungkin meteor-meteor tersebut bergerak ke arah bumi dan kemudian menabraknya. Mustahil orang ini mampu untuk tidak berpikir sedetikpun ketika
berada di tempat yang penuh dengan bahaya yang setiap saat mengancam
jiwanya. Ia pun akan berpikir pula bagaimana mungkin manusia
dapat hidup dalam sebuah planet yang sebenarnya senantiasa berada di
ujung tanduk, sangat rapuh dan membahayakan nyawanya. Ia lalu sadar
bahwa kondisi ini hanya terjadi karena adanya sebuah sistim yang sempurna
tanpa cacat sedikitpun. Kendatipun bumi, tempat ia tinggal, memiliki
bahaya yang luar biasa besarnya, namun padanya terdapat sistim
keseimbangan yang sangat akurat yang mampu mencegah bahaya tersebut
agar tidak menimpa manusia. Seseorang yang menyadari hal ini, memahami
bahwa bumi dan segala makhluk di atasnya dapat melangsungkan
kehidupan dengan selamat hanya dengan kehendak Allah, disebabkan
oleh adanya keseimbangan alam yang sempurna dan tanpa cacat
yang diciptakan-Nya.

Contoh di atas hanyalah satu diantara jutaan, atau bahkan trilyunan
contoh-contoh yang hendaknya direnungkan oleh manusia. Di bawah ini
satu lagi contoh yang mudah-mudahan membantu dalam memahami bagaimana
"kondisi lalai" dapat mempengaruhi sarana berpikir manusia
dan melumpuhkan kemampuan akalnya.
Manusia mengetahui bahwa kehidupan di dunia berlalu dan berakhir
sangat cepat. Anehnya, masih saja mereka bertingkah laku seolah-olah
mereka tidak akan pernah meninggalkan dunia. Mereka melakukan pekerjaan
seakan-akan di dunia tidak ada kematian. Sungguh, ini adalah sebuah
bentuk sihir atau mantra yang terwariskan secara turun-temurun.
Keadaan ini berpengaruh sedemikian besarnya sehingga ketika ada yang
berbicara tentang kematian, orang-orang dengan segera menghentikan
topik tersebut karena takut kehilangan sihir yang selama ini membelenggu
mereka dan tidak berani menghadapi kenyataan tersebut. Orang yang
mengabiskan seluruh hidupnya untuk membeli rumah yang bagus, penginapan
musim panas, mobil dan kemudian menyekolahkan anak-anak
mereka ke sekolah yang bagus, tidak ingin berpikir bahwa pada suatu hari
mereka akan mati dan tidak akan dapat membawa mobil, rumah, ata-

BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?

upun anak-anak beserta mereka. Akibatnya, daripada melakukan sesuatu
untuk kehidupan yang hakiki setelah mati, mereka memilih untuk tidak
berpikir tentang kematian.
Namun, cepat atau lambat setiap manusia pasti akan menemui
ajalnya. Setelah itu, percaya atau tidak, setiap orang akan memulai sebuah
kehidupan yang kekal. Apakah kehidupannya yang abadi tersebut
berlangsung di surga atau di neraka, tergantung dari amal perbuatan selama
hidupnya yang singkat di dunia. Karena hal ini adalah sebuah kebenaran
yang pasti akan terjadi, maka satu-satunya alasan mengapa manusia
bertingkah laku seolah-olah mati itu tidak ada adalah sihir yang telah
menutup atau membelenggu mereka akibat tidak berpikir dan merenung.
Orang-orang yang tidak dapat membebaskan diri mereka dari sihir
dengan cara berpikir, yang mengakibatkan mereka berada dalam kelalaian,
akan melihat kebenaran dengan mata kepala mereka sendiri setelah
mereka mati, sebagaimana yang diberitakan Allah kepada kita dalam Al-
Qur'an :
"Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami
singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu
pada hari itu amat tajam." (QS. Qaaf, 50: 22)
Dalam ayat di atas penglihatan seseorang menjadi kabur akibat tidak
mau berpikir, akan tetapi penglihatannya menjadi tajam setelah ia dibangkitkan
dari alam kubur dan ketika mempertanggung jawabkan segala
amal perbuatannya di akhirat.
Perlu digaris bawahi bahwa manusia mungkin saja membiarkan dirinya
secara sengaja untuk dibelenggu oleh sihir tersebut. Mereka beranggapan
bahwa dengan melakukan hal ini mereka akan hidup dengan tentram.
Syukurlah bahwa ternyata sangat mudah bagi seseorang untuk merubah
kondisi yang demikian serta melenyapkan kelumpuhan mental
atau akalnya, sehingga ia dapat hidup dalam kesadaran untuk mengetahui
kenyataan. Allah telah memberikan jalan keluar kepada manusia; manusia
yang merenung dan berpikir akan mampu melepaskan diri dari belenggu
sihir pada saat mereka masih di dunia. Selanjutnya, ia akan memahami tujuan dan makna yang hakiki dari segala peristiwa yang ada. Ia
pun akan mampu memahami kebijaksanaan dari apapun yang Allah ciptakan
setiap saat.

Seseorang dapat berpikir kapanpun dan dimanapun

Berpikir tidaklah memerlukan waktu, tempat ataupun kondisi khusus.
Seseorang dapat berpikir sambil berjalan di jalan raya, ketika pergi ke
kantor, mengemudi mobil, bekerja di depan komputer, menghadiri pertemuan
dengan rekan-rekan, melihat TV ataupun ketika sedang makan siang.
Misalnya: di saat sedang mengemudi mobil, seseorang melihat ratusan
orang berada di luar. Ketika menyaksikan mereka, ia terdorong untuk
berpikir tentang berbagai macam hal. Dalam benaknya tergambar penampilan
fisik dari ratusan orang yang sedang disaksikannya yang sama
sekali berbeda satu sama lain. Tak satupun diantara mereka yang mirip
dengan yang lain. Sungguh menakjubkan: kendatipun orang-orang ini
memiliki anggota tubuh yang sama, misalnya sama-sama mempunyai
mata, alis, bulu mata, tangan, lengan, kaki, mulut dan hidung; tetapi mereka
terlihat sangat berbeda satu sama lain. Ketika berpikir sedikit mendalam,
ia akan teringat bahwa:
Allah telah menciptakan bilyunan manusia selama ribuan tahun, semuanya
berbeda satu dengan yang lain. Ini adalah bukti nyata tentang ke
Maha Perkasaan dan ke Maha Besaran Allah.
Menyaksikan manusia yang sedang lalu lalang dan bergegas menuju
tempat tujuan mereka masing-masing, dapat memunculkan beragam
pikiran di benak seseorang. Ketika pertama kali memandang, muncul di
pikirannya: manusia yang jumlahnya banyak ini terdiri atas individu-individu
yang khas dan unik. Tiap individu memiliki dunia, keinginan,
rencana, cara hidup, hal-hal yang membuatnya bahagia atau sedih, serta
perasaannya sendiri. Secara umum, setiap manusia dilahirkan, tumbuh
besar dan dewasa, mendapatkan pendidikan, mencari pekerjaan, bekerja,
menikah, mempunyai anak, menyekolahkan dan menikahkan anak

Kerumunan manusia ini mengajak manusia untuk merenungkan ciptaan Allah yang
agung. Sejak dunia ini ada, Allah telah menciptakan milyaran wajah manusia yang
berbeda satu sama lain.

anaknya, menjadi tua, menjadi nenek atau kakek dan pada akhirnya meninggal
dunia. Dilihat dari sudut pandang ini, ternyata perjalanan hidup
semua manusia tidaklah jauh berbeda; tidak terlalu penting apakah ia hidup
di perkampungan di kota Istanbul atau di kota besar seperti Mexico,
tidak ada bedanya sedikitpun. Semua orang suatu saat pasti akan mati,
seratus tahun lagi mungkin tak satupun dari orang-orang tersebut
yang akan masih hidup. Menyadari kenyataan ini, seseorang akan berpikir
dan bertanya kepada dirinya sendiri: "Jika kita semua suatu hari akan
mati, lalu apakah gerangan yang menyebabkan manusia bertingkah laku
seakan-akan mereka tak akan pernah meninggalkan dunia ini? Seseorang
yang akan mati sudah sepatutnya beramal secara sungguh-sungguh
untuk kehidupannya setelah mati; tetapi mengapa hampir semua
manusia berkelakuan seolah-olah hidup mereka di dunia tak akan pernah
berakhir?"
Orang yang memikirkan halhalsemacam ini lah yang dinamakan
orang yang berpikir dan mencapai kesimpulan yang sangat bermakna
dari apa yang ia pikirkan. Sebagian besar manusia tidak
berpikir tentang masalah kematian dan apa yang terjadi setelahnya. Ketika
mendadak ditanya,"Apakah yang sedang anda pikirkan saat
ini?", maka akan terlihat bahwa mereka
sedang memikirkan segala sesuatu yang sebenarnya tidak perlu
untuk dipikirkan, sehingga tidak akan banyak manfaatnya bagi mereka.
Namun, seseorang bisa juga "berpikir" hal-hal yang "bermakna",
"penuh hikmah" dan "penting" setiap saat semenjak bangun tidur hingga
kembali ke tempat tidur, dan Berpikir Mendalam 21
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya
pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga maka sungguh ia telah beruntung.

Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan."
(QS. Aali ÔImraan,3:185)

mengambil pelajaran ataupun kesimpulan dari apa yang dipikirkannya.
Dalam Al-Qur'an, Allah menyatakan bahwa orang-orang yang beriman
memikirkan dan merenungkan secara mendalam segala kejadian
yang ada dan mengambil pelajaran yang berguna dari apa yang mereka
pikirkan.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka." (QS. Aali ÔImraan, 3: 190-191).
Ayat di atas menyatakan bahwa oleh karena orang-orang yang beriman
adalah mereka yang berpikir, maka mereka mampu melihat hal-hal
yang menakjubkan dari ciptaan Allah dan mengagungkan Kebesaran, Ilmu
serta Kebijaksanaan Allah.


Berpikir dengan ikhlas sambil menghadapkan
diri kepada Alla
h

Agar sebuah perenungan menghasilkan manfaat dan seterusnya
menghantarkan kepada sebuah kesimpulan yang benar, maka seseorang
harus berpikir positif. Misalnya: seseorang melihat orang lain dengan penampilan
fisik yang lebih baik dari dirinya. Ia lalu merasa dirinya rendah
karena kekurangan yang ada pada fisiknya dibandingkan dengan orang
tersebut yang tampak lebih rupawan. Atau ia merasa iri terhadap orang
tersebut. Ini adalah pikiran yang tidak dikehendaki Allah. Jika ridha Allah
yang dicari, maka seharusnya ia menganggap bagusnya bentuk rupa
orang yang ia lihat sebagai wujud dari ciptaan Allah yang sempurna.
Dengan melihat orang yang rupawan sebagai sebuah keindahan yang Allah
ciptakan akan memberikannya kepuasan. Ia berdoa kepada Allah
agar menambah keindahan orang tersebut di akhirat. Sedang untuk dirinya
sendiri, ia juga meminta kepada Allah agar dikaruniai keindahan yang
hakiki dan abadi di akhirat kelak. Hal serupa seringkali dialami oleh seorang
hamba yang sedang diuji oleh Allah untuk mengetahui apakahlam ujian tersebut ia menunjukkan perilaku serta pola pikir yang baik
yang diridhai Allah atau sebaliknya.

Keberhasilan dalam menempuh ujian tersebut, yakni dalam melakukan
perenungan ataupun proses berpikir yang mendatangkan kebahagiaan
di akhirat, masih ditentukan oleh kemauannya dalam mengambil pelajaran
atau peringatan dari apa yang ia renungkan. Karena itu, sangatlah
ditekankan disini bahwa seseorang hendaknya selalu berpikir secara ikhlas
sambil menghadapkan diri kepada Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur'an :

"Dia lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya
dan menurunkan untukmu rezki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran
kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah)." (QS. Ghaafir,
40: 13).

TENTANG APAKAH BIASANYA MANUSIA BERFIKIR

Dalam bab terdahulu telah disebutkan bahwa kebanyakan manusia
tidak berpikir sebagaimana seharusnya mereka berpikir
dan tidak mengembangkan sarana dan potensi berpikir mereka.
Namun ada satu hal lagi yang penting untuk dijelaskan di sini. Tidak
dapat dipungkiri bahwa hal-hal tertentu selalu terlintas dalam benak manusia
setiap saat sepanjang hidupnya. Hampir tidak ada masa, kecuali ketika
tidur, dimana pikiran manusia benar-benar kosong. Sayangnya, sebagian
besar dari pikiran-pikiran ini tidak berguna, "sia-sia" dan "tidak perlu",
sehingga tidak akan bermanfaat di akherat kelak, tidak menuntun ke
arah yang benar dan tidak mendatangkan kebaikan kepadanya.
Andaikata seseorang berusaha untuk mengingat apa-apa yang telah
dipikirkannya pada suatu hari, lalu mencatat dan memeriksanya dengan
seksama di penghujung hari tersebut, ia akan melihat betapa sia-sianya
kebanyakan dari apa yang telah ia pikirkan. Andaikata ia menemukan sebagian
dari padanya bermanfaat, maka boleh jadi ia tertipu. Sebab secara
keseluruhan, pikiran-pikiran yang menurutnya benar adakalanya
ternyata tidak akan mendatangkan keuntungan sedikitpun di akhirat.
Seperti halnya membuang waktu dengan melakukan pekerjaan
yang sia-sia dalam kehidupan sehari-hari, manusia adakalanya pula
menghabiskan waktunya secara sia-sia dengan terbawa oleh pikiran-pikiran
yang tidak bermanfaat. Dalam ayat: "Sesungguhnya beruntunglah
orang-orang yang berimanÉyaituÉ(dan) orang-orang yang menjauhkan
diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna" (QS. Al-Mukminun,
23 :1&3) Allah mengajak manusia agar bersungguh-sungguh dalam
masalah ini. Sudah pasti bahwa perintah Allah di ayat tersebut juga berlaku
dalam hal berpikir. Sebab pikiran-pikiran yang tidak terkendali akan
terus-menerus mengalir dalam benak seseorang. Seseorang dengan sadar
mengalihkan pikirannya dari satu hal ke hal lain. Ketika sedang dalam
perjalanan pulang ke rumah, seseorang memikirkan rencana untuk berbelanja.
Mendadak kemudian ia berpikir tentang hal lain, yakni apa-apa
yang pernah dikatakan temannya satu atau dua tahun yang lalu. Pikiran
yang tidak terkontrol dan tidak berguna ini dapat berlangsung terus-menerus
sepanjang hari. Padahal, yang kuasa mengontrol pikiran-pikiran
tersebut adalah dirinya sendiri. Setiap orang memiliki kemampuan un-
Tentang Apakah Manusia Biasanya Berpikir? 25
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
tuk memikirkan sesuatu yang dapat memperbaiki keadaan dirinya; meningkatkan
keimanan, kemampuan berpikir, perilaku; serta memperbaiki
keadaan sekelilingnya.
Dalam bab ini akan diuraikan beberapa hal yang pada umumnya
cenderung dipikirkan oleh mereka yang berada dalam kelalaian. Alasan
mengapa masalah tersebut dijelaskan secara panjang lebar adalah agar
orang-orang yang lalai, dan yang membaca buku ini, segera menyadari
bahwa ketika di kemudian hari peristiwa yang sebagaimana disebutkan
di buku ini terlintas dalam benak mereka ketika dalam perjalanan ke tempat
kerja atau ke sekolah; atau ketika sedang melakukan pekerjaan yang
rutin, mereka tidak lagi berpikir tentang hal-hal yang sia-sia. Sebaliknya
mereka akan mampu mengendalikan pikiran-pikiran mereka dan berpikir
segala sesuatu yang benar-benar berguna bagi diri mereka.
Khayalan yang tidak bermanfaat.
Ketidakmampuan dalam mengendalikan pikiran ke arah yang baik
akan mengakibatkan seseorang seringkali merasa khawatir atau mengalami
peristiwa-peristiwa yang sebenarnya belum terjadi seolah-olah telah
terjadi dalam benaknya, dan terseret dalam kesedihan, kekhawatiran dan
ketakutan.
Misalnya, orang tua yang mempunyai anak yang tengah belajar untuk
menghadapi ujian kadangkala membuat sebuah skenario sebelum
ujian tersebut berlangsung dalam benaknya: "Apa yang akan terjadi jika
anaknya tidak lulus ujian? Jika anak laki-lakinya tidak memperoleh pekerjaan
yang layak di masa depan, mendapatkan penghasilan yang cukup,
maka ia tidak dapat menikah. Kalaulah ia menikah, bagaimana ia
dapat membiayai pernikahannya? Jika ia tidak lulus ujian, semua uang
yang dikeluarkan untuk persiapan ujian tersebut akan terbuang percuma.
Tambahan lagi, ia akan terhina di mata orang-orang. Apalagi jika anak laki-
laki teman dekatnya ternyata lulus sedang anaknya sendiri gagalÉ"
Khayalan-khayalan tersebut terus berkembang, padahal anaknya belum
melaksanakan ujian. Seseorang yang jauh dari agama akan mudah
terbawa oleh khayalan sia-sia yang serupa sepanjang hidupnya. Hal ini
tentu ada sebabnya. Al-Qur'an menyebutkan bahwa yang menyebabkan
manusia terbelenggu oleh khayalan atau angan-angan kosong adalah di-
26
karenakan mereka membiarkan telinga mereka dibisiki oleh syaitan:
"Dan aku (syaitan) benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan
angan-angan kosong pada mereka ..." (QS. An-NisaaÕ, 4: 119)
Sebagaimana termaktub dalam ayat di atas, mereka yang terbawa
oleh khayalan kosong, akan melupakan Allah, tidak berpikir, dan senantiasa
menerima bisikan-bisikan syaitan. Dengan kata lain, jika seseorang
yang tertipu oleh kehidupan dunia tidak menggunakan kekuatan tekad
mereka, tidak bertindak secara sadar dan berusaha meninggalkan kondisi
yang demikian, ia akan berada dalam kendali syaitan secara penuh. Satu
diantara pekerjaan syaitan yang patut diketahui adalah senantiasa menimbulkan
keragu-raguan dan khayalan-khayalan kosong dalam diri manusia.
Oleh karena itu, segala khayalan, perasaan putus asa dan kekhawatiran
seperti: "apa yang akan saya perbuat jika akan terjadi yang demikian"
terbentuk dalam benak seseorang akibat bisikan-bisikan syaitan.
Allah telah memberikan jalan keluar dari keadaan yang buruk ini.
Dalam Al-Qur'an, ketika niatan-niatan jahat syaitan melingkupi manusia,
mereka dianjurkan untuk minta perlindungan kepada Allah dan mengingat-
Nya:
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was
dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahannya. Dan teman-teman mereka (orang-orang
kafir dan fasik) membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka
tidak henti-hentinya (menyesatkan)" (QS. Al-AÕraaf, 7: 201-202)
Sebagaimana disebutkan dalam ayat tersebut, mereka yang berpikir
akan dapat mengetahui mana yang benar, sebaliknya mereka yang tidak
berpikir akan menuju ke arah mana saja syaitan menyeret mereka.
Yang terpenting adalah mengetahui bahwa khayalan-khayalan semacam
ini tidak akan mendatangkan manfaat kepada manusia. Bahkan
sebaliknya, menghambat mereka dari memikirkan tentang kebenaran,
hal-hal yang penting; dan mencegah kebersihan akal dari segala hal yang
sia-sia. Manusia mampu berpikir secara benar jika akalnya telah bebas dari
pikiran yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Dengan demikian, mereka
"menghindarkan diri dari apapun yang tidak bermanfaat" sebagaiman
Allah perintahkan dalam Al-Qur'an.

FAKTOR FAKTOR AAKAH YANG MENYEBABKAN MANUSIA TIDAK MAU BERPIKIR ?

Ada banyak sebab yang menghalangi manusia untuk berpikir.
Satu, atau beberapa, atau semua sebab ini dapat mencegah
seseorang untuk berpikir dan memahami kebenaran.
Oleh karena itu, perlu kiranya setiap orang mencari faktor-faktor yang
menyebabkan mereka berada dalam kondisi yang kurang baik tersebut,
dan berusaha melepaskan diri darinya. Jika tidak dilakukan, ia tidak akan
mampu mengetahui realitas yang sebenarnya dari kehidupan dunia yang
pada akhirnya menghantarkannya kepada kerugian besar di akhirat.
Dalam Al-Qur'an Allah memberitakan keadaan orang-orang yang
terbiasa berpikir dangkal:
"Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang
mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai Dan mengapa mereka
tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan
langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan
dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya
kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan
dengan Tuhannya". (QS. Ar-Ruum, 30: 7-8)
Kelumpuhan mental akibat mengikuti kebanyakan orang

Satu sebab yang membuat kebanyakan orang tersesat adalah keyakinannya
bahwa apa yang dilakukan "sebagian besar" manusia adalah benar.
Manusia biasanya lebih cenderung menerima apa yang diajarkan oleh
orang-orang disekitarnya, daripada berpikir untuk mencari sendiri kebenaran
dari apa yang diajarkan tersebut. Ia melihat bahwa hal-hal yang pada
mulanya kelihatannya janggal seringkali dianggap biasa oleh kebanyakan
orang, atau bahkan tidak terlalu dipedulikan. Maka setelah beberapa
lama, ia kemudian menjadi terbiasa juga dengan hal-hal tersebut.
Sebagai contoh: sebagian besar dari teman-teman di sekitarnya tidak
berpikir bahwa suatu hari mereka akan mati. Mereka bahkan tidak membiarkan
satu orang pun berbicara mengenai masalah ini untuk mengingatkan
tentang kematian. Seseorang yang berada dalam lingkungan yang
demikian akan berkata,"Karena semua orang seperti itu, maka tidak ada
salahnya jika saya berperilaku sama seperti mereka." Lalu orang tersebut
Faktor-faktor Apakah Yang Menyebabkan Manusia Tidak Mau Berpikir? 29
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
menjalani hidupnya tanpa mengingat kematian sama sekali. Sebaliknya,
jika orang-orang di sekitarnya bertingkah laku sebagai orang yang takut
kepada Allah dan beramal secara sungguh-sungguh untuk hari akhir,
sangat mungkin orang ini akan juga berubah sikap.
Sebagai contoh tambahan: ratusan berita tentang bencana alam, ketidakadilan,
ketidakjujuran, kedzaliman, bunuh diri, pembunuhan, pencurian,
penggelapan uang diberitakan di TV dan majalah-majalah. Ribuan
orang yang membutuhkan bantuan disebutkan setiap hari. Tetapi banyak
dari mereka yang membaca berita-berita tersebut, membolak-balik
halaman surat kabar atau menekan tombol TV dengan tenangnya. Pada
umumnya, manusia tidak memikirkan mengapa berita-berita semacam
ini demikian banyak; apa yang harus dilakukan dan persiapan-persiapan
apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya peristiwa yang sedemikian
mengenaskan; serta apa yang dapat mereka lakukan untuk
mengatasi masalah tersebut. Kebanyakan manusia menuding orang atau
pihak lain bertanggung jawab atas kejadian-kejadian tersebut. Dengan seenaknya
mereka melontarkan kata-kata seperti "apakah menjadi tanggung
jawab saya untuk menyelamatkan dunia ini?
Kemalasan mental

Kemalasan adalah sebuah faktor yang menghalangi kebanyakan manusia
dari berpikir.
Akibat kemalasan mental, manusia melakukan segala sesuatu sebagaimana
yang pernah mereka saksikan dan terbiasa mereka lakukan. Untuk
memberikan sebuah contoh dari kehidupan sehari-hari: cara yang digunakan
para ibu rumah tangga dalam membersihkan rumah adalah sebagaimana
yang telah mereka lihat dari ibu-ibu mereka dahulu. Pada
umumnya tidak ada yang berpikir, "Bagaimana membersihkan rumah
dengan cara yang lebih praktis dan hasil yang lebih bersih" dengan kata
lain, berusaha menemukan cara baru. Demikian juga, ketika ada yang
perlu diperbaiki, manusia biasanya menggunakan cara yang telah diajarkan
ketika mereka masih kanak-kanak. Umumnya mereka enggan berusaha
menemukan cara baru yang mungkin lebih praktis dan berdaya gu-
30
na. Cara berbicara orang-orang ini juga sama. Cara bagaimana seorang
akuntan berbicara, misalnya, sama seperti akuntan-akuntan yang lain
yang pernah ia lihat selama hidupnya. Para dokter, banker, penjual
É..dan orang-orang dari latar belakang apapun mempunyai cara bicara
yang khas. Mereka tidak berusaha mencari yang paling tepat, paling
baik dan paling menguntungkan dengan berpikir. Mereka sekedar meniru
dari apa yang telah mereka lihat.
Cara pemecahan masalah yang dipakai juga menunjukkan kemalasan
dalam berpikir. Sebagai contoh: dalam menangani masalah sampah,
seorang manajer sebuah gedung menerapkan metode yang sama sebagaimana
yang telah dipakai oleh manajer sebelumnya. Atau seorang walikota
berusaha mencari jalan keluar tentang masalah jalan raya dengan
meniru cara yang digunakan oleh walikota-walikota sebelumnya. Dalam
banyak hal, ia tidak dapat mencari pemecahan yang baru dikarenakan tidak
mau berpikir.
Sudah pasti, contoh-contoh di atas dapat berakibat fatal bagi kehidupan
manusia jika tidak ditangani secara benar. Padahal masih banyak masalah
yang lebih penting dari itu semua. Bahkan jika tidak dipikirkan,
akan mendatangkan kerugian yang besar dan kekal bagi manusia. Penyebab
kerugian tersebut adalah kegagalan seseorang dalam berpikir tentang
tujuan keberadaannya di dunia; ketidakpedulian akan kematian sebagai
suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari; dan kepastian akan
hari penghisaban setelah mati. Dalam Al-Qur'an, Allah mengajak manusia
untuk merenungkan fakta yang sangat penting ini:
"Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah
dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. Pasti mereka itu di
akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi. Sesungguhnya orangorang
yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan
diri kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga;
mereka kekal di dalamnya. Perbandingan kedua golongan itu (orangorang
kafir dan orang-orang mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan
orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan
itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran
(daripada perbandingan itu)?" (QS. Huud, 11: 21-24)
Faktor-faktor Apakah Yang Menyebabkan Manusia Tidak Mau Berpikir? 31
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
"Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat
menciptakan (apa-apa) ? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran."
(QS. An-Nahl, 16: 17)
Anggapan bahwa berpikir secara mendalam
tidaklah baik
Ada sebuah kepercayaan yang kuat dalam masyarakat bahwa berpikir
secara mendalam tidaklah baik. Mereka saling mengingatkan satu sama
lain dengan mengatakan "jangan terlalu banyak berpikir, anda akan
kehilangan akal". Sungguh ini tidak lain hanyalah omong kosong yang
didengung-dengungkan oleh mereka yang jauh dari agama. Yang seharusnya
dihindari bukanlah tidak berpikir, akan tetapi memikirkan keburukan;
atau terjerumus dalam keragu-raguan, khayalan-khayalan atau
angan-angan kosong.
Mereka yang tidak memiliki keimanan yang kuat kepada Allah dan
hari akhir, tidak berpikir mengenai hal-hal yang baik dan bermanfaat,
akan tetapi hal-hal yang negatif. Sehingga hasil yang tidak bermanfaatlah
yang pada akhirnya muncul dari perenungan mereka. Mereka berpikir,
misalnya, bahwa hidup di dunia adalah sementara, dan bahwa mereka
suatu hari akan mati, akan tetapi hal ini menjadikan mereka putus harapan.
Sebab secara sadar mereka tahu bahwa menjalani kehidupan tanpa
mengikuti perintah Allah hanya akan menyengsarakan mereka di akhirat.
Sebagian dari mereka bersikap pesimistik karena berkeyakinan bahwa
mereka akan lenyap sama sekali setelah mati.
Orang yang bijak, yang beriman kepada Allah dan hari kemudian
memiliki pola pikir yang sama sekali berbeda ketika mengetahui bahwa
hidup di dunia hanyalah sementara. Pertama-tama, kesadarannya akan
kehidupan dunia yang sementara mendorongnya untuk memulai sebuah
perjuangan atau kerja keras yang sungguh-sungguh untuk kehidupannya
yang hakiki dan abadi di akhirat. Karena tahu bahwa hidup ini cepat
atau lambat akan berakhir, ia tidak terlenakan oleh ambisi syahwat dan
kepentingan dunia. Ia terlihat sangat tenang. Tak satupun peristiwa yang
menimpanya dalam kehidupan yang sementara ini membuatnya marah.Dengan ceria ia selalu berpikir tentang harapan untuk meraih kehidupan
yang abadi dan menyenangkan di akhirat. Ia juga sangat menikmati keberkahan
dan keindahan dunia. Allah telah menciptakan kehidupan dunia
dengan tidak sempurna dan penuh kekurangan sebagai ujian bagi
manusia. Ia berpikir bahwa jika dalam kehidupan di dunia yang tidak
sempurna dan cacat ini terdapat demikian banyak kenikmatan untuk manusia,
maka sudah pasti kehidupan surga amat tak terbayangkan lagi keindahannya.
Ia mendambakan untuk melihat keindahan yang hakiki di
akhirat. Dan ia memahami semua hal tersebut setelah berpikir secara
mendalam.

Berlepas diri dari tanggung jawab melaksanakan
apa yang diperoleh dari berpikir


Kebanyakan manusia beranggapan bahwa mereka dapat mengelak
dari berbagai macam tanggung jawab dengan menghindarkan diri dari
berpikir, dan mengalihkan akalnya untuk memikirkan hal-hal yang lain.
Dengan melakukan yang demikian di dunia, mereka berhasil melepaskan
diri mereka sendiri dari beragam masalah. Satu diantara banyak hal yang
sangat menipu manusia adalah anggapan bahwa mereka akan dapat
membebaskan diri dari kewajiban mereka kepada Allah dengan cara tidak
berpikir. Inilah sebab utama yang membuat mereka tidak berpikir
tentang kematian dan kehidupan setelahnya. Jika seseorang berpikir bahwa
ia suatu hari akan mati dan selalu ingat bahwa ada kehidupan abadi
setelah mati, maka ia wajib bekerja keras untuk kehidupannya setelah
mati. Tetapi ia telah menipu dirinya sendiri ketika berkeyakinan bahwa
kewajiban tersebut akan lepas dengan sendirinya ketika ia tidak berpikir
tentang keberadaan akhirat. Ini adalah kekeliruan yang sangat besar, dan
jika seseorang tidak mendapatkan kebenaran di dunia dengan berpikir,
maka setelah kematiannya ia baru akan menyadari bahwa tidak ada jalan
keluar baginya untuk meloloskan diri.
"Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu
selalu lari daripadanya. Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya
ancaman." (QS. Qaaf, 50: 19-20)
Faktor-faktor Apakah Yang Menyebabkan Manusia Tidak Mau Berpikir? 33
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
Tidak berpikir akibat terlenakan oleh kehidupan
sehari-hari
Kebanyakan manusia menghabiskan keseluruhan hidup mereka dalam
"ketergesa-gesaan". Ketika mencapai umur tertentu, mereka harus
bekerja dan menanggung hidup diri mereka dan keluarga mereka. Mereka
menganggap hal ini sebagai sebuah "perjuangan hidup". Dan, karena
harus bekerja keras, jungkir balik dalam pekerjaan, mereka mengatakan
tidak mempunyai waktu lagi untuk hal-hal yang lain, termasuk berpikir.
Akhirnya mereka pun terbawa larut oleh arus ke arah mana saja kehidupan
mereka ini membawa mereka. Dengan demikian, mereka menjadi tidak
peka lagi dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar.
Namun, tidak sepatutnya manusia memiliki tujuan hidup hanya sekedar
menghabiskan waktu; bergegas pergi dari satu tempat ke tempat
yang lain. Yang terpenting di sini adalah kemampuan melihat kenyataan
sesungguhnya dari kehidupan dunia ini untuk kemudian menempuh jalan
hidup yang sebenarnya. Tidak ada satu orang pun yang mempunyai
tujuan akhir mendapatkan uang, bekerja, belajar di universitas atau membeli
rumah. Sudah barang tentu manusia perlu melakukan ini semua dalam
hidupnya, namun yang mesti senantiasa ada dalam benaknya ketika
melakukan segala hal tersebut yaitu kesadaran akan keberadaan manusia
di dunia sebagai hamba Allah, untuk bekerja demi mencari ridha, kasih
sayang dan surga Allah. Segala perbuatan dan pekerjaan selain untuk tujuan
tersebut hanyalah berfungsi sebagai "sarana" untuk membantu manusia
dalam meraih tujuan yang sebenarnya. Menempatkan sarana sebagai
tujuan utama adalah sebuah kekeliruan yang amat besar yang didengung-
dengungkan syaitan kepada manusia.
Seseorang yang hidup tanpa berpikir akan mudah sekali menjadikan
sarana tersebut sebagai tujuan. Kita dapat menyebutkan contoh-contoh
lain yang serupa dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: tidak dapat diragukan
bahwa bekerja dan menghasilkan berbagai hal yang bermanfaat
untuk masyarakat adalah perbuatan baik. Seseorang yang beriman kepada
Allah akan melakukan pekerjaan tersebut dengan bersemangat sambil
mengharapkan balasan Allah di dunia dan di akhirat. Sebaliknya jika se-
34
seorang melakukan hal yang sama tanpa mengingat Allah dan hanya
mengharapkan imbalan dunia, seperti mendapatkan jabatan tinggi agar
dihormati oleh masyarakat, maka ia telah melakukan kekeliruan. Ia telah
melakukan sesuatu yang sebenarnya dapat digunakan sebagai sarana untuk
mencapai tujuannya, yakni mencari ridha Allah. Ketika menemukan
realitas yang sebenarnya di akhirat, ia merasa sangat menyesal karena telah
melakukan hal yang demikian. Dalam sebuah ayat, Allah merujuk ke
mereka yang terpedaya oleh kehidupan dunia sebagaimana berikut:
"(Keadaan kamu hai orang-orang munafik dan musyrikin) adalah seperti
keadaan orang-orang sebelum kamu, mereka lebih kuat daripada kamu,
dan lebih banyak harta dan anak-anaknya dari kamu. Maka mereka telah
Faktor-faktor Apakah Yang Menyebabkan Manusia Tidak Mau Berpikir? 35
Satu diantara faktor yang paling penting dalam menghindarkan manusia dari berpikir
secara mendalam adalah kesibukan yang berlebihan dengan masalah sehari-hari.
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
menikmati bagian mereka, dan kamu telah menikmati bagian kamu sebagaimana
orang-orang yang sebelummu menikmati bagiannya, dan kamu
mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya.
Mereka itu amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat;
dan mereka itulah orang-orang yang merugi." (QS. At-Taubah, 9: 69).
Melihat segala sesuatu dengan "penglihatan yang
biasa", sekedar melihat tanpa perenungan
Ketika melihat beberapa hal yang baru untuk pertama kalinya, manusia
mungkin menemukan berbagai hal yang luar biasa yang mendorong
mereka berkeinginan untuk mengetahui lebih jauh apa yang sedang
mereka lihat tersebut. Namun setelah sekian lama, mereka mulai terbiasa
dengan hal-hal ini dan tidak lagi merasa takjub. Terutama sebuah benda
ataupun kejadian yang mereka temui setiap hari sudah menjadi sesuatu
yang "biasa" saja bagi mereka.
Sebagai contoh, beberapa orang calon dokter merasakan adanya pengaruh
terhadap dirinya ketika pertama kali melihat jenazah. Saat pertama
kali satu di antara para pasien mereka meninggal dapat membuat mereka
termenung lama. Padahal beberapa menit yang lalu jasad tak bernyawa ini
masih hidup, tertawa, memikirkan rencana-rencana, berbicara, menikmati
hidup dengan wajah yang ceria. Orang yang tadinya hidup serta melihat
dengan mata yang ceria, berbicara tentang rencana masa depan, menikmati
sarapan di pagi hari mendadak terbaring tanpa ruh. Ketika pertama
kali mayat tersebut diletakkan di depan para dokter tersebut untuk diautopsi,
mereka berpikir segala hal yang mereka lihat padanya. Tubuhnya
membusuk demikian cepat, bau yang menusuk hidung pun tercium, rambut
yang tadinya terlihat indah menjadi demikian kusut hingga tak seorang
pun sudi menyentuhnya. Kesemua ini termasuk apa yang ada di benak
mereka. Lalu mereka pun berpikir: bahan pembentuk semua manusia
adalah sama dan jasad mereka akan mengalami akhir yang serupa, yakni
mereka pun akan menjadi seperti mayat yang mereka saksikan.
Namun, setelah berulang-ulang melihat beberapa mayat dan mendapati
beberapa pasiennya meninggal dunia, orang-orang ini pada ak-
36
hirnya menjadi terbiasa. Mereka lalu memperlakukan mayat-mayat, atau
bahkan para pasien mereka sebagaimana barang atau benda.
Sungguh, ini tidak berlaku terhadap dokter saja. Terhadap kebanyakan
manusia, hal yang sama dapat terjadi dalam kehidupan mereka. Sebagai
contoh, ketika seseorang yang biasa hidup dalam kesusahan dikaruniai
kehidupan yang serba berkecukupan, ia akan sadar bahwa semua yang
ia miliki adalah sebuah kenikmatan untuknya. Tempat tidurnya menjadi
lebih nyaman, tempat tinggalnya menghadap ke arah pemandangan yang
indah, ia dapat membeli apapun yang diinginkannya, menghangatkan rumahnya
di musim dingin sekehendaknya, dengan mudahnya pergi dari
satu tempat ke tempat yang lain dengan kendaraan, dan banyak hal lain
yang kesemuanya adalah kenikmatan baginya. Ketika membandingkan
dengan keadaan yang sebelumnya, ia akan merasa bersyukur dan bahagia.
Akan tetapi, bagi orang yang telah memiliki kesemua ini sejak lahir
mungkin tak pernah terlalu memikirkan tentang nilai dari semua kenikmatan
tersebut. Jadi, penilaian terhadap segala kenikmatan ini tidak
mungkin dilakukannya tanpa ia mau berpikir secara mendalam.
Lain halnya bagi seseorang yang mau merenung, tidaklah menjadi
persoalan apakah ia mendapatkan segala kenikmatan tersebut sejak lahir
atau di kemudian hari. Sebab ia tidak pernah melihat apa yang dimilikinya
sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Ia paham bahwa segala yang ia
punyai adalah ciptaan Allah. Sekehendak-Nya, Allah berkuasa mengambil
semua kenikmatan yang ada darinya. Sebagai contoh, orang-orang
mukmin ketika menaiki hewan tunggangan, yakni kendaraan, mereka
akan berdoa:
"Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat
Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengatakan:"
Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami
padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya
kami akan kembali kepada Tuhan kami." (QS. Az-Zukhruf, 43:
13-14)
Di ayat lain, dikisahkan bahwa ketika orang-orang yang beriman
memasuki kebun-kebun atau taman-taman mereka, mereka mengingat
Allah seraya berkata, "Atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada
Faktor-faktor Apakah Yang Menyebabkan Manusia Tidak Mau Berpikir? 37
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah" (QS. Al-Kahfi, 18: 39). Ini
adalah sebuah isyarat bahwa setiap saat ketika memasuki taman-taman
mereka, muncul dalam benak mereka: Allah lah yang menciptakan dan
memelihara taman ini. Sebaliknya, seseorang yang tidak berpikir mungkin
takjub ketika pertama kali melihat sebuah taman yang indah, tetapi
kemudian taman tersebut menjadi sebuah tempat yang biasa-biasa saja
baginya. Kekagumannya atas keindahan tersebut telah sirna. Sebagian
orang sama sekali tidak menyadari nikmat tersebut dikarenakan tidak
berpikir. Mereka menganggap segala kenikmatan yang ada sebagai hal
yang "biasa" atau "lumrah" dan sebagai "sesuatu yang memang seharusnya
sudah demikian". Inilah yang menjadikan mereka tidak dapat merasakan
kenikmatan dari keindahan taman tersebut.
Kesimpulan: wajib atas manusia untuk menghilangkan
segala penyebab yang menghalangi mereka dari berpikir.
Sebagaimana telah dikatakan sebelumnya, fakta bahwa kebanyakan
manusia tidak berpikir dan hidup dalam keadaan lalai dari kebenaran tidak
menjadi alasan bagi seseorang untuk tidak berpikir. Setiap manusia
mempunyai kebebasan terhadap dirinya sendiri, dan ia akan bertanggung
jawab atas dirinya sendiri di hadapan Allah. Mesti senantiasa diingat
bahwa Allah menguji manusia dalam hidupnya di dunia. Sikap
orang-orang selain dirinya yang sering kali acuh, tidak mau berpikir, bernalar
ataupun memahami kebenaran adalah bagian dari ujian untuknya.
Seseorang yang berpikir dengan ikhlas tidak akan berkata,"Kebanyakan
manusia tidak berpikir, dan tidak menyadari akan hal ini, lalu mengapa
saya sendirian yang mesti berpikir?" Tetapi, ia akan menerima dan menjalani
ujian tersebut dengan memikirkan tentang kelalaian orang-orang
terebut, dan memohon perlindungan Allah agar tidak menjadikannya termasuk
dalam golongan mereka. Sudah jelas bahwa keadaan mereka bukanlah
alasan baginya untuk tidak berpikir. Dalam Al-Qur'an, Allah
memberitakan di banyak ayat bahwa kebanyakan manusia berada dalam
kelalaian dan tidak beriman:
"Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman - walaupun kamu
sangat menginginkannya." (QS. Yuusuf, 12: 103)
38
"Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al QurÕan). Dan Kitab
yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar: akan tetapi
kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya)." (QS. Ar-RaÕd, 13: 1)
"Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-
sungguh: "Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati".
(Tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu
janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui," (QS. An-Nahl, 16: 38)
"Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu diantara manusia
supaya mereka mengambil pelajaran (dari padanya); maka kebanyakan
manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (ni'mat)." (QS. Al-Furqaan,
25: 50)
Di lain ayat, Allah menceritakan kesudahan dari mereka yang tersesat
akibat mengikuti kebanyakan manusia; dan tidak mematuhi perintah
Allah akibat melalaikan tujuan penciptaan mereka:
"Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah
kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan
yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan
umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau
berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?
maka rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang dzalim
seorang penolongpun." (QS. Faathir, 35:37)
Berdasarkan dalil di atas, setiap manusia hendaknya membuang segala
sesuatu yang mencegah mereka dari berpikir untuk kemudian secara
ikhlas dan jujur memikirkan dengan seksama setiap ciptaan ataupun
kejadian yang Allah ciptakan, serta mengambil pelajaran dan peringatan
dari apa yang ia pikirkan.
Dalam bab berikutnya, kami akan menguraikan tentang berbagai hal
yang dapat dipikirkan dan direnungkan oleh manusia, yakni beberapa
peristiwa dan ciptaan Allah yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-
hari. Tujuan kami adalah untuk memberikan petunjuk tentang masalah
ini kepada para pembaca agar mereka mampu menjalani sisa hidupnya
sebagai manusia yang "berpikir dan mengambil peringatan dari apa yang
mereka pikirkan".

HAL HAL YANG HENDAK DIPIKIRKAN

Sejak awal, kami telah menekankan pentingnya berpikir, manfaat-
manfaatnya bagi manusia dan sarana yang membedakan
manusia dari makhluk lain. Kami telah menyebutkan pula sebab-
sebab yang menghalangi manusia dari berpikir. Semua ini mempunyai
tujuan utama mendorong manusia untuk berpikir dan membantu mereka
mengetahui tujuan penciptaan dirinya; serta agar manusia mengagungkan
ilmu dan kekuasaan Allah yang tak terbatas.
Di halaman-halaman berikutnya, kami akan mencoba menjelaskan
bagaimana orang yang beriman kepada Allah berpikir tentang segala sesuatu
yang dijumpainya sepanjang hari dan mendapatkan pelajaran dari
peristiwa-peristiwa yang ia saksikan; bagaimana ia seharusnya bersyukur
dan menjadi semakin dekat kepada Allah setelah menyaksikan keindahan
dan ilmu Allah di segala sesuatu.
Sudah pasti apa yang disebutkan di sini hanya mencakup sebagian
kecil dari kapasitas berpikir seorang manusia. Manusia memiliki kemampuan
untuk setiap saat (dan bukan setiap jam, menit atau detik, tapi satuan
waktu yang lebih kecil dari itu, yakni setiap saat) dalam hidupnya. Ruang
lingkup berpikir manusia sedemikian luasnya sehingga tidak mungkin
untuk dibatasi. Oleh karena itu, uraian di bawah ini bertujuan untuk
sekedar membukakan pintu bagi mereka yang belum menggunakan sarana
berpikir mereka sebagaimana mestinya.
Perlu diingat bahwa hanya mereka yang berpikir secara mendalam
lah yang mampu memahami dan berada pada posisi lebih baik dibandingkan
makhluk lain. Mereka yang tidak dapat melihat keajaiban dari
peristiwa-peristiwa di sekitarnya dan tidak dapat memanfaatkan akal
mereka untuk bepikir adalah sebagaimana diceritakan dalam firman Allah
berikut:
"Dan perumpamaan (orang-orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah
seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar
selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka
(oleh sebab itu) mereka tidak mengerti." (QS. Al-Baqarah, 2: 171)
"É Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan 41
42 BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS. Al-AÕraaf, 7:
179)
"Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar
atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak,
bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)." (QS. Al-
Furqaan, 25: 44)
Hanya mereka yang mau berpikir yang mampu melihat dan kemudian
memahami tanda-tanda kebesaran Allah, serta keajaiban dari obyek
dan peristiwa-peristiwa yang Allah ciptakan. Mereka mampu mengambil
sebuah kesimpulan berharga dari setiap hal, besar ataupun kecil, yang
mereka saksikan di sekeliling mereka.
Ketika seseorang bangun dari tidurnya di pagi hariÉ
Tidak diperlukan kondisi khusus bagi seseorang untuk memulai
berpikir. Bahkan bagi orang yang baru saja bangun tidur di pagi hari pun
terdapat banyak sekali hal-hal yang dapat mendorongnya berpikir.
Terpampang sebuah hari yang panjang dihadapan seseorang yang
baru saja bangun dari pembaringannya di pagi hari. Sebuah hari dimana
rasa capai atau kantuk seakan telah sirna. Ia siap untuk memulai harinya.
Ketika berpikir akan hal ini, ia teringat sebuah firman Allah:
"Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur
untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha." (QS.
Al-Furqaan, 25: 47)
Setelah membasuh muka dan mandi, ia merasa benar-benar terjaga
dan berada dalam kesadarannya secara penuh. Sekarang ia siap untuk
berpikir tentang berbagai persoalan yang bermanfaat untuknya. Banyak
hal lain yang lebih penting untuk dipikirkan dari sekedar memikirkan
makanan apa yang dipunyainya untuk sarapan pagi atau pukul berapa ia
harus berangkat dari rumah. Dan pertama kali ia harus memikirkan tentang
hal yang lebih penting ini.
Pertama-tama, bagaimana ia mampu bangun di pagi hari adalah sebuah
keajaiban yang luar biasa. Kendatipun telah kehilangan kesadaran
sama sekali sewaktu tidur, namun di keesokan harinya ia kembali lagi kepada
kesadaran dan kepribadiannya. Jantungnya berdetak, ia dapat bernapas,
berbicara dan melihat. Padahal di saat ia pergi tidur, tidak ada jaminan
bahwa semua hal ini akan kembali seperti sediakala di pagi harinya.
Tidak pula ia mengalami musibah apapun malam itu. Misalnya, kealpaan
tetangga yang tinggal di sebelah rumah dapat menyebabkan kebocoran
gas yang dapat meledak dan membangunkannya malam itu. Sebuah
bencana alam yang dapat merenggut nyawanya dapat saja terjadi di
daerah tempat tinggalnya.
Ia mungkin saja mengalami masalah dengan fisiknya. Sebagai contoh,
bisa saja ia bangun tidur dengan rasa sakit yang luar biasa pada ginjal
atau kepalanya. Namun tak satupun ini terjadi dan ia bangun tidur dalam
keadaan selamat dan sehat. Memikirkan yang demikian mendorongnya
untuk berterima kasih kepada Allah atas kasih sayang dan penjagaan
yang diberikan-Nya.
Memulai hari yang baru dengan kesehatan yang prima memiliki
makna bahwa Allah kembali memberikan seseorang sebuah kesempatan
yang dapat dipergunakannya untuk mendapatkan keberuntungan yang
lebih baik di akhirat.
Ingat akan semua ini, maka sikap yang paling sesuai adalah menghabiskan
waktu di hari itu dengan cara yang diridhai Allah. Sebelum segala
sesuatu yang lain, seseorang pertama kali hendaknya merencanakan
dan sibuk memikirkan hal-hal semacam ini. Titik awal dalam mendapatkan
keridhaan Allah adalah dengan memohon kepada Allah agar memudahkannya
dalam mengatasi masalah ini. Doa Nabi Sulaiman adalah tauladan
yang baik bagi orang-orang yang beriman:
"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni'mat Mu yang
telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku
dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah
aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang
saleh" (QS. An-Naml, 27 : 19)
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan 43
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
Bagaimana kelemahan manusia mendorong
seseorang untuk berpikir?
Tubuh manusia yang demikian lemah ketika baru saja bangun dari
tidur dapat mendorong manusia untuk berpikir: setiap pagi ia harus
membasuh muka dan menggosok gigi. Sadar akan hal ini, ia pun merenungkan
tentang kelemahan-kelemahannya yang lain. Keharusannya untuk
mandi setiap hari, penampilannya yang akan terlihat mengerikan jika
tubuhnya tidak ditutupi oleh kulit ari, dan ketidakmampuannya menahan
rasa kantuk, lapar dan dahaga, semuanya adalah bukti-bukti tentang
kelemahan dirinya.
Bagi orang yang telah berusia lanjut, bayangan dirinya di dalam cermin
dapat memunculkan beragam pikiran dalam benaknya. Ketika menginjak
usia dua dekade dari masa hidupnya, tanda-tanda proses penuaan
telah terlihat di wajahya. Di usia yang ketigapuluhan, lipatan-lipatan kulit
mulai kelihatan di bawah kelopak mata dan di sekitar mulutnya, kulitnya
tidak lagi mulus sebagaimana sebelumnya, perubahan bentuk fisik
terlihat di sebagian besar tubuhnya. Ketika memasuki usia yang semakin
senja, rambutnya memutih dan tangannya menjadi rapuh.
Bagi orang yang berpikir tentang hal ini, usia senja adalah peristiwa
yang paling nyata yang menunjukkan sifat fana dari kehidupan dunia
dan mencegahnya dari kecintaan dan kerakusan akan dunia. Orang yang
memasuki usia tua memahami bahwa detik-detik menuju kematian telah
dekat. Jasadnya mengalami proses penuaan dan sedang dalam proses
meninggalkan dunia ini. Tubuhnya sedikit demi sedikit mulai melemah
kendatipun ruhnya tidaklah berubah menjadi tua. Sebagian besar manusia
sangat terpukau oleh ketampanan atau merasa rendah dikarenakan
keburukan wajah mereka semasa masih muda. Pada umumnya, manusia
yang dahulunya berwajah tampan ataupun cantik bersikap arogan, sebaliknya
yang di masa lalu berwajah tidak menarik merasa rendah diri dan
tidak bahagia. Proses penuaan adalah bukti nyata yang menunjukkan sifat
sementara dari kecantikan atau keburukan penampilan seseorang. Sehingga
dapat diterima dan masuk akal jika yang dinilai dan dibalas olehAllah adalah akhlaq baik beserta komitmen yang diperlihatkan seseorang
kepada Allah.
Setiap saat ketika menghadapi segala kelemahannya manusia berpikir
bahwa satu-satunya Zat Yang Maha Sempurna dan Maha Besar serta
jauh dari segala ketidaksempurnaan adalah Allah, dan iapun mengagungkan
kebesaran Allah. Allah menciptakan setiap kelemahan manusia
dengan sebuah tujuan ataupun makna. Termasuk dalam tujuan ini adalah
agar manusia tidak terlalu cinta kepada kehidupan dunia, dan tidak terpedaya
dengan segala yang mereka punyai dalam kehidupan dunia. Seseorang
yang mampu memahami hal ini dengan berpikir akan mendambakan
agar Allah menciptakan dirinya di akhirat kelak bebas dari segala
kelemahan.
Segala kelemahan manusia mengingatkan akan satu hal yang menarik
untuk direnungkan: tanaman mawar yang muncul dan tumbuh dari
tanah yang hitam ternyata memiliki bau yang demikian harum. Sebaliknya,
bau yang sangat tidak sedap muncul dari orang yang tidak merawat
tubuhnya. Khususnya bagi mereka yang sombong dan membanggakan
diri, ini adalah sesuatu yang seharusnya mereka pikirkan dan ambil pelajaran
darinya.
Bagaimana beberapa karakteristik tubuh manusia
membuat anda berpikir?
Ketika melihat diri sendiri di dalam cermin, seseorang berpikir tentang
berbagai hal yang sebelumnya tak pernah muncul dalam benaknya.
Sebagai contoh: bulu mata, alis, tulang belulang
dan gigi-giginya tidak tumbuh memanjang
terus menerus. Dengan kata lain,
di bagian tubuh dimana pertumbuhan anggota
badan yang terus menerus akan menjadi
sesuatu yang menyusahkan dan menghalangi
pandangannya, maka anggota tubuh
tersebut berhenti tumbuh. Sebaliknya,
rambut yang kelihatan indah jika tumbuh
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan 45
Bunga mawar yang muncul dan
tumbuh dari tanah hitam
berlumpur memiliki bau yang
harum.
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
memanjang, tidak berhenti tumbuh. Disamping itu, ada keseimbangan
yang sempurna dalam pertumbuhan tulang-belulang. Misalnya tulang
anggota bagian atas tidak akan tumbuh memanjang begitu saja sehingga
menyebabkan badan kelihatan lebih pendek. Semua tulang ini berhenti
pada saat tertentu seakan-akan tiap-tiap tulang tersebut tahu seberapa
panjang mereka harus tumbuh.
Sudah barang tentu, semua yang telah disebutkan di sini terjadi akibat
dari reaksi-reaksi fisika dan kimia yang terjadi dalam tubuh. Orang
yang merenungkan hal ini akan juga bertanya-tanya bagaimana reaksi-reaksi
ini terjadi. Siapa yang memasukkan hormon-hormon dan enzim-enzim
yang bertanggung jawab atas pertumbuhan ke dalam tubuh sesuai
dengan dosis yang dibutuhkan? Dan siapakah yang mengontrol kadar
dan waktu sekresi dari hormon dan enzim tersebut?
Tidak dapat dipungkiri bahwa mustahil untuk mengatakan bahwa
ini semua terjadi secara kebetulan. Tidaklah mungkin sel-sel atau atomatom
pembentuk manusia yang tidak mempunyai kesadaran tersebut
melakukan hal yang demikian dengan sendirinya. Ini adalah bukti bahwa
fenomena tersebut terjadi karena kekuasaan Allah yang menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Ketika dalam perjalananÉ
Setelah bangun tidur dan bersiap-siap di pagi hari, orang-orang kemudian
berangkat ke kantor, sekolah atau melakukan pekerjaan mereka
di luar rumah. Bagi orang yang beriman, keberangkatan ini adalah awal
dari melakukan amal kebaikan yang mendatangkan ridha Allah. Ketika
meninggalkan rumah dan bepergian ke luar, seseorang akan menjumpai
banyak hal yang dapat ia pikirkan, misalnya ribuan manusia, kendaraan,
pohon, besar dan kecil, dan beragam hal yang terdapat di banyak tempat.
Dalam hal ini, pandangan orang yang beriman sudah jelas, yakni bahwa
ia berusaha untuk mendapatkan sebanyak mungkin manfaat dari yang ia
jumpai di sekelilingnya. Ia memikirkan tentang sebab-sebab dari peristiwa-
peristiwa yang ada. Karena apa yang sedang ia saksikan terjadi dengan
pengetahuan dan kehendak Allah, maka pasti ada sebuah makna di
46
balik peristiwa atau pemandanga itu. Karena Allah lah yang
memampukannya untuk pergi ke luar rumah serta meletakkan
semua pemandangan ini di depan matanya, maka sudah
pasti dari pemandangan-pemandangan tersebut ada
yang mesti dilihat dan dipikirkan. Sejak bangun tidur, ia
bersyukur kepada Allah yang telah memberinya umur
satu hari lagi di dunia yang dapat digunakannya sebagai
modal untuk mendapatkan pahala dari Allah. Kini,
ia tengah memulai perjalanan yang dapat mendatangkan
pahala baginya. Menyadari hal ini, ia teringat
akan firman Allah: "Dan Kami jadikan siang
untuk mencari penghidupan", (QS. An-NabaÕ, 78
:11). Berpedomankan ayat tersebut, ia membuat
rencana tentang bagaimana menghabiskan waktunya
di siang hari dengan melakukan pekerjaan-
pekerjaan yang tidak hanya bermanfaat untuk
orang lain akan tetapi juga mendatangkan
ridha Allah.
Ketika berada dalam mobilnya atau di
atas kendaraan apapun dengan pola pikir
yang demikian, ia pun kembali bersyukur
kepada Allah. Tidak menjadi masalah,
betapapun jauhnya jarak perjalanan
yang harus ia tempuh, ia masih memiliki
sarana untuk pergi ke sana.
Untuk memudahkan manusia,
Allah telah menciptakan beragam
sarana transportasi untuk
membantu manusia dalam
melakukan perjalanan.
Bahkan kemajuan
teknologi saat sekarang
telah menyediakan
sara-
Banyak
yang dapat
dipikirkan
dari apapun
yang kita
jumpai dalam
perjalanan
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan
na transportasi baru berupa mobil, kereta api,
pesawat terbang, kapal laut, helikopter,
busÉKetika merenungkan hal ini, seseorang
akan kembali teringat: Allah lah yang telah
menciptakan teknologi untuk membantu manusia.
Setiap hari, para ilmuwan membuat penemuan-
penemuan dan inovasi-inovasi baru yang
dapat memudahkan hidup kita. Mereka menghasilkan
ini semua melalui sarana yang diciptakan
Allah di bumi. Seseorang yang memikirkan tentang
masalah tersebut akan menikmati perjalanannya
sambil bersyukur kepada Allah atas
kemudahan yang diberikan kepadanya.
Dalam perjalanan menuju tempat tujuan,
ia menyaksikan tumpukan sampah
dengan bau yang tak sedap, tempattempat
kumuh di sepanjang jalan. Hal
ini menimbulkan beragam pikiran dalam
benaknya:
Ketika masih berada di dunia,
Allah telah memberikan informasi kepada
kita yang membantu kita memperoleh
gambaran tentang surga dan neraka;
atau mengira-ngira keadaan kedua
tempat ini dengan menggunakan perbandingan. Tumpukan sampah, bau yang tidak sedap dan daerah-
daerah kumuh dapat menimbulkan stres atau tekanan dalam jiwa
seseorang. Tak seorangpun ingin tinggal di tempat tersebut. Keadaan ini
mengingatkan seseorang tentang neraka dan ayat-ayat yang mengisahkan
neraka. Di banyak ayat-ayat Al-Qur'an Allah telah menceritakan segala
sesuatu yang tidak menyenangkan, gelap serta menjijikkan tentang
neraka:
Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu?
Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih,
dan dalam naungan asap yang hitam.
Tidak sejuk dan tidak menyenangkan. (QS. Al-WaaqiÕah, 56:41-44)
"Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu
dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan. (Akan dikatakan
kepada mereka): "Jangan kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan,
melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak" (QS. Al-Furqaan,
25:13-14)
Dengan memikirkan ayat-ayat di atas, orang tersebut berdoa agar
Allah menjauhkannya dari siksa neraka dan mengampuni segala kesalahannya.
Sebaliknya, seseorang yang tidak menggunakan cara berpikir yang
demikian akan menghabiskan waktunya dengan menggerutu, kesal dan
selalu mencari kambing hitam dari setiap permasalahan. Ia marah sekali
kepada orang-orang yang menumpuk sampah tersebut dan pihak pemerintahan
daerah setempat yang terlambat untuk mengumpulkan dan
membuangnya. Sepanjang hari pikirannya disibukkan dengan hal-hal seperti:
jalan raya yang penuh dengan lubang; orang-orang yang menye-
Sebuah pemandangan yang indah atau sempit,
gelap lagi kotor mendorong timbulnya pikiran yang
beragam dalam benak manusia
babkan lalu lintas macet; badannya yang basah kuyup kehujanan akibat
ulah badan meteorologi yang salah dalam memperkirakan cuaca; cemoohan
kasar dari bossnya, dan lain sebagainya. Namun, pikiran yang siasia
ini tidaklah bermanfaat dalam kehidupan akhiratnya nanti. Seseorang
mungkin berhenti sejenak kemudian berpikir apakah ia seharusnya
menghiraukan banyak hal. Sungguh, banyak orang mengatakan bahwa
alasan utama yang mencegah mereka dari berpikir adalah segala kesibukan
yang mengharuskan mereka bekerja keras terus-menerus di dunia.
Mereka berdalih bahwa mereka tidak mampu berpikir karena sibuk dengan
masalah pangan, perumahan dan kesehatan. Akan tetapi ini hanyalah
sekedar alasan untuk mengelak. Tanggung jawab dan kondisi tersebut
tidak ada hubungannya dengan berpikir sebagaimana yang dikehendaki
di sini. Seseorang yang berusaha untuk berpikir dalam rangka mencari
ridha Allah akan mendapatkan pertolongan dari Allah. Ia akan melihat
bahwa, seiring dengan bergantinya hari, beragam persoalan yang biasanya
menjadi masalah baginya satu demi satu terselesaikan; hingga ia
dapat meluangkan waktu untuk berpikir dan berpikir lagi. Hanya orangorang
yang beriman sajalah yang sadar, paham dan mengalami hal yang
demikian.
Bagaimana dunia yang berwarna-warni mendorong
seseorang berpikir?
Masih dalam perjalanannya, ia terus berusaha melihat keajaiban dari
ayat-ayat ataupun ciptaan Allah di sekitarnya, dan memuji Allah ketika
memikirkan ini semua. Ketika melihat ke luar melalui jendela mobilnya,
ia menyaksikan dunia yang penuh dengan beragam warna. Lalu ia
pun berpikir: "Bagaimana segala sesuatu akan terlihat seandainya dunia
ini tidak berwarna?"
Lihatlah gambar-gambar di bawah dan anda pun mulai berpikir.
Apakah kenikmatan yang kita rasakan dari memandang laut, pegunungan
atau bunga yang tidak berwarna sebanding dengan sebagaimana
yang anda lihat sekarang? Apakah pemandangan langit, buah, kupu-kupu,
pakaian dan wajah-wajah manusia sebagaimana yang terlihat oleh
anda sekarang memberikan kepuasan? Adalah nikmat dari Tuhan bahwa
kita hidup di sebuah dunia yang cerah ceria dan memiliki beragam warna.
Setiap warna yang kita lihat di alam, keseimbangan yang sempurna
dari warna-warna makhluk hidup, semuanya adalah tanda-tanda tentang
karya cipta dan seni khas Allah yang tak tertandingi. Beragam warna dari
bunga atau burung; dan keharmonisan atau corak yang anggun antara
warna-warna yang ada; bahwa tak satupun warna di alam ini yang
mengganggu penglihatan kita; warna lautan, langit, pohon-pohon yang
demikian serasi sehingga menimbulkan kedamaian dan tidak melelahkan
mata kita, semua ini menunjukkan kesempurnaan ciptaan Allah. Dengan
merenungkan beberapa fenomena tersebut, seseorang akan paham bahwa
setiap sesuatu yang ia lihat di sekelilingnya adalah hasil dari ilmu dan
kekuasaan Allah yang tak terbatas dan absolut. Setelah sadar akan segala
nikmat yang Allah anugerahkan ini, ia pun menjadi hamba yang takut kepada
Allah dan memohon perlindungan kepada-Nya agar tidak termasuk
dalam golongan orang-orang yang tidak bersyukur. Dalam Al-
Qur'an, Allah mengisahkan fenomena warna-warna, dan berfirman bahwa
hanya mereka yang memiliki pengetahuan, yakni mereka yang menyelami
lebih jauh dengan berpikir dan menarik kesimpulan serta pelajaran
dari fenomena ini lah yang memiliki rasa takut kepada Allah:
"Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit
lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam
jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan
merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-
binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-
Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."
(QS. Faathir, 35: 27-28).
Bagaimana sebuah mobil jenazah yang melintas di
jalan mendorong seseorang untuk berpikir?
Seseorang yang sedang bergegas menuju ke suatu tempat secara tiba-
tiba berpapasan dengan mobil jenazah. Sungguh ini adalah kesempatan
yang baik untuk berhenti sejenak dan menenangkan diri. Pemandangan
yang ia temui mengingatkannya akan kematian. Suatu hari ia juga
akan berada di mobil jenazah itu. Tiada keraguan tentang terhadapnya,
tak peduli seberapa besar usaha untuk menghindarinya, cepat atau lam-
52 BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
bat kematian pasti akan datang menghampirinya. Tak peduli apakah ia
sedang berada di tempat tidurnya, ketika dalam perjalanan, atau ketika
berlibur, ia pasti akan meninggalkan dunia ini. Kematian adalah kenyataan
yang tidak dapat dihindari.
Di saat yang demikian, seorang mukmin teringat akan ayat Allah berikut:
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada
Kami kamu dikembalikan. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal-amal yang saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka
pada tempat-tempat yang tinggi di dalam syurga, yang mengalir sungai-
sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik
pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar dan
bertawakkal kepada Tuhannya." (QS. Al-Ankabuut, 29: 57-59).
Keyakinan seseorang bahwa jasadnya akan juga dimasukkan dalam
peti mati, ditimbun tanah oleh kerabatnya, namanya akan diukir diatas
kuburan, akan menghilangkan kecintaannya kepada dunia. Seseorang
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan 53
Menyaksikan penguburan jenazah
hendaknya membuat kita
berpikir tentang "kematian
kita sendiri" dan tentang kehidupan
dunia yang hanya
sebentar dan sementara.
yang dengan ikhlas dan secara sadar berpikir tentang hal ini paham bahwa
tidaklah masuk akal untuk mengklaim kepemilikan tubuh yang suatu
hari akan membusuk di dalam tanah.
Dalam ayat di atas, Allah memberikan kabar gembira berupa surga
setelah kematian kepada mereka yang sabar dan bertawakal kepada Allah.
Oleh karenanya, dengan berpikir bahwa suatu hari ia akan mati, seorang
mukmin akan berusaha menjalani hidup dengan akhlaq yang baik
sebagaimana yang diperintahkan Allah untuk meraih surga. Setiap saat ia
teringat akan dekatnya kematian, tekadnya untuk mendapatkan surga semakin
menguat dan mendorongnya untuk senantiasa berusaha bertingkah
laku sesuai dengan akhlaqnya yang semakin lama semakin baik.
Sebaliknya, orang-orang yang condong memikirkan hal-hal yang lain,
dan menghabiskan hidup dengan angan-angan kosong, tidak berpikir
bahwa suatu hari hal yang sama pasti akan menimpa mereka meskipun
mereka berpapasan dengan mobil jenazah, setiap hari melewati kuburan
atau bahkan salah satu orang yang paling dicintai meninggal dunia di
samping mereka sendiri.
Di siang hariÉ
Ketika menyaksikan segala peristiwa yang ditemuinya sepanjang
hari, orang beriman selalu berpikir tentang tanda-tanda kebesaran Allah
dan berusaha untuk memahami makna-makna yang terkandung dalam
peristiwa-peristiwa tersebut.
Ia menanggapi setiap kebaikan ataupun malapetaka sebagai sesuatu
yang memiliki kebaikan sebagaimana dikehendaki Allah. Di mana saja ia
berada, di sekolah, di tempat kerja ataupun di pasar, dan dengan berprasangka
dan berpikir bahwa Allahlah yang menciptakan setiap sesuatu, ia
selalu berusaha memahami keindahan-keindahan dan makna tersembunyi
di balik peristiwa-peristiwa yang diciptakan-Nya untuk kemudian
menjalani hidup dengan mematuhi ayat-ayat Allah. Sikap orang mukmin
ini digambarkan dalam Al-Qur'an:
"Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual
beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan
54 BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan 55
(dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari
itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Mereka mengerjakan yang
demikian itu) supaya Allah memberikan balasan kepada mereka (dengan
balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya
Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi
rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas." (QS. An-Nuur,
24: 37-38)
Bagaimana orang berpikir ketika menghadapi
kesulitan-kesulitan yang ditemuinya dalam pekerjaan?
Manusia mungkin menghadapi berbagai macam kesulitan selama
satu hari penuh. Namun apapun kesulitan tersebut, hendaklah ia berkeyakinan
kepada Allah dan berpikir bahwa "Allah menguji kita dengan sesuatu
yang kita kerjakan dan pikirkan dalam hidup di dunia. Ini adalah
kenyataan yang sangat penting yang seharusnya tidak pernah kita lupakan
sekejap pun. Oleh karenanya, ketika menemui kesulitan dalam setiap
hal yang kita lakukan atau pikirkan, sehingga tidak berjalan sebagaimana
mestinya, kita hendaknya selalu ingat bahwa semua kesulitan ini
telah dihadapkan oleh Allah kepada kita untuk menguji perbuatan kita."
Pikiran-pikiran yang muncul dalam benak seseorang ini berlaku untuk
semua peristiwa, besar atau kecil, yang ia jumpai sepanjang hari. Sebagai
contoh, seseorang membayar lebih tanpa sengaja akibat salah pengertian
atau kecerobohan; sebuah file yang telah diselesaikan dalam waktu
berjam-jam dengan menggunakan komputer dapat hilang begitu saja
akibat terputusnya aliran listrik; seorang pelajar gagal dalam ujian universitas
meskipun ia telah belajar secara sungguh-sungguh; seseorang
terpaksa menghabiskan harinya menunggu dalam antrian untuk mendapatkan
pekerjaan akibat birokrasi yang terlalu rumit; dokumen yang hilang
dapat menjadi masalah yang menyebabkan pekerjaan seseorang tidak
karuan; seseorang ketinggalan pesawat, atau bus ketika hendak pergi
ke suatu tujuan yang mesti dihadirinya seawal mungkinÉAda banyak
sekali peristiwa-peristiwa yang dialami seseorang dalam hidup yang dianggapnya
merupakan sebuah kesulitan atau "masalah".
Ketika mengalami semua peristiwa tersebut, orang yang beriman
akan berpikir dan ingat bahwa Allah menguji perilaku dan kesabarannya;
sehingga tidaklah masuk akal bagi orang yang yakin bahwa ia akan
mati dan mempertanggung jawabkan perbuatannya di akhirat terpengaruh
dengan hal-hal serupa dan menghabiskan waktunya dengan perasaan
takut dan khawatir akan hal tersebut. Ia paham bahwa ada sebuah kebaikan
di balik semua peristiwa ini. Ia tak pernah mengatakan "Aduh"
terhadap kejadian apapun. Ia berdoa kepada Allah untuk memudahkan
pekerjaan-pekerjaannya dan menjadikan segala sesuatunya sebagai kebaikan.
Seseorang wajib berpikir bahwa terdapat kebaikan di semua kejadian yang seolah
nampak seperti masalah dan bahwa segala sesuatunya akan berakhir melalui cara
yang terbaik dengan pertolongan Allah.
Ketika kesulitan tersebut telah berlalu dengan datangnya kemudahan,
ia berpikir bahwa ini adalah jawaban dari doanya kepada Allah, Allah
mendengarkan dan, kemudian, mengabulkan doa-doanya. Pada akhirnya
ia pun bersyukur kepada Allah.
Ketika menjalani hari dengan prinsip berpikir seperti ini, maka seseorang
tak akan pernah putus harapan, merasa khawatir, menyesal ataupun
menderita terhadap apapun yang dialaminya. Ia tahu bahwa Allah
telah menciptakan semua ini untuk sebuah kebaikan dan keberkahan. Tidak
hanya itu, ia berpikir yang demikian tidak hanya ketika terjadi peristiwa-
peristiwa besar yang menimpanya, namun juga di semua hal yang
rumit, besar ataupun kecil, yang ia jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Coba pikirkan, ada orang yang tidak mendapati urusannya yang
penting terselesaikan sebagaimana yang ia kehendaki. Ataupun orang
yang ketika hampir saja meraih tujuan, dihadapkan pada sebuah masalah
yang serius. Orang ini mendadak menjadi sangat kecewa, merasa khawatir
dan tertekan. Pendek kata, dirinya dipenuhi dengan pikiran-pikiran
buruk. Sebaliknya, seseorang yag berpikir bahwa ada sesuatu kebaikan
pada semua hal, akan berusaha menemukan makna-makna tersembunyi
yang Allah tunjukkan padanya melalui peristiwa tersebut. Ia berpikir
bahwa mungkin Allah telah melakukan ini semua untuk memberinya peringatan
agar lebih berhati-hati dan serius dalam menangani masalah.
Dengan demikian, ia pun kembali melakukan persiapan-persiapan yang
lebih matang, serta bersyukur kepada Allah sambil mengatakan "mungkin
ini membantu mencegah timbulnya malapetaka yang lebih besar lagi".
Seseorang yang ketinggalan bus ketika hendak menuju suatu tempat,
berpikir: "mungkin keterlambatan dan ketertinggalan saya dari bus
tersebut telah menyelamatkan saya dari kecelakaan atau bahaya yang lain".
Ia berpikir lagi: "mungkin masih banyak lagi hikmah-hikmah tersembunyi
yang serupa". Banyak sekali contoh-contoh semisal yang dapat ditemukan
dalam kehidupan manusia. Yang paling penting adalah rencana-
rencana seseorang tidak harus selalu terlaksana sesuai dengan yang ia
kehendaki. Secara mendadak ia mungkin mendapati dirinya berada dalam
situasi yang sangat berbeda dari apa yang ia rencanakan. Dalam kon-
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan 57
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
disi yang demikian, seseorang yang berkepribadian dan berperilaku secara
tenang serta senantiasa mencari kebaikan dari sebuah peristiwa akan
memperoleh keberuntungan. Hal ini dikarenakan Allah berfirman dalam
ayat-Nya:
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah,
2: 216)
Sebagaimana firman Allah di atas, kita tidak mengetahui tetapi Allah
mengetahui. Karena itu, hanya Allahlah yang mengetahui apa yang
baik dan yang tidak baik untuk kita. Segala yang menimpa manusia hanyalah
agar manusia mengambil Allah Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang sebagai tempat mengadu dan meminta pertolongan, serta
menyerahkan diri kepada Allah sepenuhnya.
Hal-hal yang terpikirkan ketika sedang mengerjakan
sesuatuÉ
Manakala sedang mengerjakan sesuatu, seharusnya seseorang tidak
membiarkan akalnya kosong, akan tetapi senantiasa memikirkan segala
sesuatu yang baik. Otak manusia memiliki kemampuan untuk berpikir
lebih dari satu hal pada saat yang bersamaan. Seseorang yang sedang
mengendarai mobil, membersihkan rumah, bekerja mencari nafkah, berjalan
di jalan raya, pada saat yang sama dapat berpikir hal-hal yang baik.
Ketika membersihkan rumah, ia bersyukur kepada Allah yang telah
memberinya sarana seperti air dan detergen. Sadar bahwa Allah menyukai
kebersihan dan orang yang membersihkan diri, ia memandang pekerjaan
yang sedang ia lakukan sebagai bentuk ibadah sehingga dengan melakukan
hal tersebut ia mengharapkan ridha Allah. Di samping itu, ia merasa
bahagia karena telah mempersiapkan tempat yang nyaman untuk
orang lain dengan membersihkan tempat tinggalnya.
Seseorang yang tengah mengerjakan sesuatu, terus-menerus berdoa
kepada Allah dan memohon agar dimudahkan dalam pekerjaannya karena
yakin bahwa ia tidak dapat melakukan suatu pekerjaan dengan baik
58
tanpa pertolongan Allah. Kita mengetahui di dalam Al-Qur'an bahwa para
Nabi memberikan contoh kepada kita dengan terus menerus menghadapkan
diri mereka kepada Allah dalam kesendirian, dan selalu mengingat
Allah ketika mengerjakan sesuatu. Diantara contoh ini adalah Nabi
Musa. Beliau menolong dua orang wanita yang ditemuinya dalam perjalanan.
Setelah membantu memberikan minum untuk binatang gembalaan
mereka, beliau berdoa kepada Allah:
"Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana
sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia
menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang
menghambat (ternaknya). Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan
berbuat begitu)?" Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan
(ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan
(ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut
umurnya". Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya,
kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoÕa: "Ya
Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang
Engkau turunkan kepadaku". (QS. Al-Qashas, 28: 23-24)
Contoh lain yang kita temui dalam Al-Qur'an yang berkenaan dengan
masalah ini adalah Nabi Ibrahim dan Nabi IsmaÕil. Allah menceritakan
bahwa kedua Nabi ini memikirkan kemaslahatan orang-orang mukmin
yang lain pada saat keduanya sedang melaksanakan suatu pekerjaan.
Mereka berdoa kepada-Nya sehubungan dengan pekerjaan yang sedang
mereka lakukan:
"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah
bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada
kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui". Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua
orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak
cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah
kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah
taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul
dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan 59
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-
Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah
yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Baqarah, 2: 127-129)
Bagaimana sarang laba-laba mendorong
seseorang untuk berpikir?
Banyak hal yang dapat dipikirkan oleh seseorang yang menghabiskan
harinya dalam rumah. Ketika sedang membersihkan rumah, ia menjumpai
seekor laba-laba yang merajut sarangnya di sebuah sudut rumah
tersebut. Jika ia menyadari keharusan untuk memikirkan binatang yang
seringkali tidak dihiraukan orang ini, ia akan mengerti bahwa pintu pengetahuan
telah dibuka untuknya. Serangga kecil yang sedang disaksikannya
adalah sebuah keajaiban. Sarang laba-laba tersebut memiliki bentuk
simetri yang sempurna. Ia pun kagum terhadap seekor laba-laba yang
mungil tetapi memiliki kemampuan dalam membuat sebuah disain sempurna
yang sedemikian menakjubkan. Setelah itu ia membuat sebuah
pengamatan singkat hingga mendapatkan beberapa fakta lain: serat yang
digunakan laba-laba ternyata 30% lebih fleksibel dari serat karet dengan
ketebalan yang sama. Serat yang diproduksi oleh laba-laba ini memiliki
mutu yang demikian tinggi sehingga ditiru oleh manusia dalam pembuatan
jaket anti peluru. Sungguh luar biasa, sarang labalaba
yang dianggap sederhana
oleh kebanyakan manusia, ternyata
terbuat dari bahan yang
mutunya setara dengan bahan
industri paling ideal di dunia.
Ketika menyaksikan disain
yang sempurna pada makhluk
hidup di sekitarnya, manusia te-
60
Banyak yang dapat dipikirkan dari disain
sarang laba-laba yang sempurna yang
dibuat oleh seekor serangga mungil ini.
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan 61
Banyak pelajaran
yang dapat
diambil dari
seekor lalat
yang membersihkan
tubuhnya
sendiri
rus menerus berpikir hingga kemudian mendorongnya untuk menemukan
lebih banyak fakta-fakta yang menakjubkan. Ketika mengamati sebuah
lalat yang setiap saat dijumpainya namun belum pernah diperhatikannya
atau bahkan merasa sangat terganggu dan ingin sekali membunuhnya,
ia melihat bahwa serangga tersebut memiliki kebiasaan membersihkan
diri sampai bagian-bagian yang terkecil dari tubuhnya sekalipun.
Lalat tersebut seringkali hinggap di suatu tempat lalu membersihkan tangan
dan kakinya secara terpisah. Setelah itu lalat ini membersihkan debu
yang menempel pada sayap dan kepalanya dengan menggunakan tangan
dan kakinya secara menyeluruh. Lalat ini terus saja melakukan yang demikian
sampai yakin akan kebersihannya. Semua lalat dan serangga
membersihkan tubuh mereka dengan cara yang sama: dengan penuh perhatian
dan ketelitian sampai ke hal-hal yang kecil sekalipun. Ini menunjukkan
adanya satu-satunya Pencipta yang mengajarkan kepada mereka
cara membersihkan diri mereka sendiri.
Ketika terbang, lalat mengepakkan sayapnya kurang lebih 500 kali
setiap detik. Padahal tak satupun mesin buatan manusia yang mampu
memiliki kecepatan yang luar biasa ini. Kalaulah ada, mesin itu akan hancur
dan terbakar akibat gaya gesek. Namun sayap, otot ataupun persendian
lalat ini tidak mengalami kerusakan. Lalat
dapat terbang ke arahmanapun tanpa ter62
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
Lebah yang dari dalam
tubuhnya menghasilkan
madu sebagai obat untuk
manusia adalah sesuatu
yang patut direnungkan.
pengaruh oleh arah dan kecepatan angin. Dengan teknologi yang paling
mutakhir sekalipun, manusia masih belum mampu membuat mesin yang
memiliki spesifikasi dan teknik terbang yang luar biasa sebagaimana lalat.
Begitulah, makhluk hidup yang cenderung diremehkan dan tidak terlalu
mendapat perhatian manusia, dapat melakukan pekerjaan yang tak
mampu dilakukan manusia. Tidak diragukan lagi, tidaklah mungkin
mengklaim bahwa seekor lalat melakukan ini semua semata-mata karena
kemampuan dan kecerdasan yang ia miliki. Semua karakteristik istimewa
dari lalat adalah kemampuan yang Allah berikan kepadanya
Segala sesuatu yang terlihat sepintas oleh manusia ternyata didalamnya
terdapat kehidupan, baik yang terlihat ataupun tidak. Tak satu
sentimeter persegi pun di bumi ini yang di dalamnya tidak terkandung
kehidupan. Manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan adalah
makhluk yang mampu dilihat oleh manusia. Namun, masih ada makhluk-
makhluk lain yang tidak terlihat oleh manusia akan tetapi manusia
sadar akan keberadaannya. Misalnya rumah yang ia diami yang penuh
dengan makhluk-makhluk mikroskopis yang disebut "tungau". Demikian
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan 63
pula halnya dengan udara yang ia
hirup, di dalamnya mengandung virus
yang tak terhingga banyaknya,
atau tanah kebunnya yang mengandung
bakteri yang sangat banyak.
Seseorang yang merenung tentang
keanekaragaman yang luar biasa
dari kehidupan di bumi, akan mengetahui kesempurnaan makhlukmakhluk
ini. Tiap makhluk yang ia lihat adalah tanda-tanda keagungan
karya seni ciptaan Allah, demikian pula halnya dengan keajaiban luar biasa
yang tersembunyi dalam makhluk-makhluk mikroskopis tersebut. Virus,
bakteri ataupun tungau yang tidak terlihat oleh mata telanjang memiliki
mekanisme tubuh yang unik. Habitat, cara makan, sistim reproduksi
dan pertahanan mereka semuanya diciptakan oleh Allah. Seseorang
yang memikirkan secara mendalam tentang fenomena ini teringat
ayat Allah:
"Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus)
rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu
dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Ankabuut,
29: 60)
Bagaimana penyakit mendorong seseorang
untuk berpikir?
Manusia adalah makhluk yang memiliki banyak kelemahan dan harus
selalu terus-menerus berusaha untuk mengatasi kelemahan tersebut.
Adanya penyakit yang diderita manusia adalah gambaran paling jelas
tentang kelemahan tersebut. Oleh karenanya, ketika seseorang atau sahabatnya
jatuh sakit, ia hendaknya berpikir tentang makna yang terkandung
dari musibah ini. Ketika sedang berpikir, ia memahami bahwa flu
yang dianggap sebagai penyakit yang biasa pun memiliki pelajaran-pelajaran
yang darinya manusia dapat mengambil hikmah ataupun peringatan.
Ketika terjangkiti penyakit tersebut, ia memikirkan hal-hal seperti:
pertama, penyebab utama flu adalah virus yang teramat kecil untuk dili-
Tungau yang kasat mata
64 BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
hat dengan mata telanjang. Akan tetapi, makhluk yang kecil ini sudah cukup
untuk membuat manusia yang bobotnya 60-70 kg menjadi kehilangan
kekuatan, membuatnya sedemikian lemah sehingga tak mampu berjalan
ataupun berbicara sekalipun. Seringkali obat atau makanan yang ia
makan tidak membantu meringankan penderitaannya. Satu-satunya
yang dapat ia lakukan adalah beristirahat dan menunggu. Dalam tubuhnya,
berlangsung sebuah peperangan yang ia tak pernah mampu untuk
campur tangan, dengan kata lain ia dibuat lumpuh tak berdaya melawan
organisme yang sangat kecil. Dalam keadaan yang demikian, ia hendaknya
mengingat ayat Allah:
"(Yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki
aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku,
dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan
mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang
amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat".
(Ibrahim berdo'a): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah
aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh". (QS. Asy-
SyuÔaraa, 26: 78-83)
Seseorang yang terjangkiti penyakit apapun hendaknya membandingkan
sikapnya ketika sehat dan setelah pulih dari sakit, kemudian berpikir
tentang hal tersebut. Seharusnya ia menyadari keadaanya yang lemah
ketika sakit, perasaan ketergantungan kepada Allah yang sangat.
Hal ini tercermin, misalnya, dalam keikhlasan dan kekhusuÕannya ketika
berdoa kepada Allah menjelang dioperasi.
Sebaliknya, ketika mengetahui orang
lain sedang menderita sakit, ia hendaknya
segera bersyukur kepada Allah sambil ber-
Virus yang tidak
dapat dilihat dengan
mata telanjang
mampu membuat
tubuh manusia
yang besar tergeletak
di tempat tidur.
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan 65
pikir tentang keadaannya yang sehat. Manakala melihat orang yang cacat
kaki, misalnya, orang beriman memikirkan bahwa kakinya adalah nikmat
yang sangat besar dan penting bagi dirinya. Ia memahami bahwa kemampuannya
untuk berjalan atau berlari ke manapun serta melakukan
segala sesuatu tanpa bantuan orang lain sejak bangun tidur di pagi hari
adalah nikmat dari Allah. Dengan membuat perbandingan seperti ini, ia
akan lebih memahami besarnya nikmat yang telah didapatkannya.
Bagaimana seseorang berpikir ketika bertemu dengan
orang yang arogan, tidak sopan, suka menyinggung
perasaan orang lain dan berperangai buruk?
Ketika berada di kantor atau sekolah sepanjang hari, seseorang akan
bertemu dengan berbagai tipe manusia. Sebagian dari mereka mungkin
tidak berakhlaq baik dan tidak takut kepada Allah. Seorang mukmin
yang bertemu dengan orang-orang ini tidak akan terpengaruh oleh keadaan
mereka, sebaliknya tetap istiqomah dengan akhlaq luhurnya sebagaimana
yang diajarkan Allah. Ia memahami bahwa penyebab perilaku
buruk mereka adalah ketiadaan rasa takut kepada Allah serta ingkar kepada
hari akhir. Gambaran berikut ini lalu muncul dalam benaknya: Allah
telah memperingatkan tentang siksa neraka dan memerintahkan manusia
agar memikirkan adzabnya yang kekal, sehingga manusia mau
memperbaiki perilaku mereka dalam kehidupan dunia, kembali kepada
Allah dengan merendahkan diri dan melaksanakan ajaran agama secara
ikhlas. Seandainya seseorang menyadari bahwa ia sedang berhadapan
dengan ancaman yang sedemikian berat dan serius, ia pasti akan melakukan
segala sesuatu agar dapat meloloskan diri dari ancaman tersebut. Sebaliknya
mereka yang tidak memikirkannya, sehingga tidak memahami
betapa seriusnya ancaman tersebut, akan berperilaku seolah-olah tempat
yang penuh dengan bara dan siksaan yang dipersiapkan untuk mereka
itu tidak lah ada.
Sadar akan kenyataan ini, beberapa hal penting lain terlintas dalam
pikirannya: ketika dikumpulkan di tepi jurang neraka, perilaku orangorang
yang berperangai buruk tersebut akan berbeda sama sekali dengan
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
perilaku mereka ketika di dunia.
Orang yang ketika masih hidup di
dunia berperangai buruk, tidak malu
untuk bertindak yang semenamena
dan arogan akan memiliki
ekspresi muka, sikap dan cara berbicara
yang tidak seperti biasanya pada
hari penghisaban, yakni ketika ia
diseret ke depan jurang neraka dan
terus menerus disiksa.
Atau jika orang yang agresif,
kasar dan seringkali melakukan tindak
kejahatan dan tidak memiliki
rasa kemanusiaan dibawa ke tepi jurang
neraka, ia akan merasakan penyesalan
yang abadi ketika melihat
adzab neraka.
Seseorang selalu mengemukakan
berbagai macam alasan untuk
tidak menjalankan agama dan tidak melaksanakan ibadah dalam hidupnya
di dunia. Namun ia tidak akan dapat mengatakan alasan-alasan tersebut
ketika diperintah melaksanakan sholat pada saat sedang menanti di
depan gerbang neraka.
Orang yang takut kepada Allah tidak pernah melupakan kenyataan
ini. Karena senantiasa memikirkan siksa neraka, ia mengetahui mana perilaku,
kata-kata yang benar serta akhlaq yang baik. Dengan keyakinan
yang kuat dan senantiasa mengingat keberadaan neraka, ia selalu berbuat
seolah-olah ia berada sangat dekat dengan neraka, dan memikirkan
bahwa ia akan dimintai pertanggungjawaban atas segala sesuatu yang ia
kerjakan.
Allah menyeru manusia untuk memikirkan neraka dan hari penghisaban:
"Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan
(dimukanya), begitu juga kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin
66
"(Yaitu) orang-orang
yang menjadikan agama
mereka sebagai
main-main dan senda
gurau, dan kehidupan
dunia telah menipu
mereka." Maka pada
hari (kiamat) ini,
Kami melupakan
mereka sebagaimana
mereka melupakan
pertemuan mereka
dengan hari ini, dan
(sebagaimana) mereka
selalu mengingkari
ayat-ayat Kami." (QS.
Al-AÕraaf, 7: 51)
kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah
memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan Allah sangat Penyayang
kepada hamba-hamba-Nya". (QS. Aali ÔImraan, 3: 30)
Ketika sedang makanÉ
"Allah lah yang menjadikan bumi bagi kamu
sebagai tempat menetap dan langit sebagai
atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan
rupamu serta memberi kamu rezki
dengan sebahagian yang baik-baik. Yang demikian
itu adalah Allah Tuhanmu, Maha
Agung Allah, Tuhan semesta alam." (QS.
Ghaafir, 40:64)
Allah telah menyediakan untuk manusia
berbagai jenis makanan dan minuman yang
baik, bersih dan lezat di dunia. Sudah barang
tentu, semua ini adalah bentuk kasih sayang Allah
yang tak terhingga terhadap manusia. Meskipun
manusia mampu bertahan hidup hanya
dengan satu jenis makanan dan minuman, akan
tetapi Allah telah menganugerahkan kepada
mereka kenikmatan yang tak terhitung jumlahnya
dengan menciptakan beragam makanan:
buah-buahan, sayur-sayuran dan berbagai macam jenis dagingÉ
Mengetahui bahwa segala kebaikan berasal dari Allah, orang yang
beriman akan memikirkan semua ini dan bersyukur kepada Allah setiap
saat ketika duduk di depan meja makan dan bersiap-siap menikmati hidangan.
Bagaimana buah-buahan yang disajikan mendorong
seseorang untuk berpikir?
Dalam banyak ayat Al-Qur'an, disebutkan bahwa Allah telah memberi
nikmat kepada manusia dengan beraneka ragam buah-buahan yang
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan 67
Allah telah memberikan
manusia beragam jenis
makanan. Adanya ribuan
jenis makanan dengan rasa
dan aroma yang
bermacam-macam adalah
bukti kasih sayang
Allah kepada manusia.
disajikan kepada seseorang
ketika sedang makan.
Di atas meja makan dihidangkan
berbagai macam sayur-sayuran yang
sebelumnya tumbuh di atas tanah; dan makanan
yang dihasilkan dari hewan. Sesuai
fitrahnya, manusia diciptakan untuk menikmati
makanan-makanan ini. Selain memiliki kelezatan
yang berbeda-beda, pada saat yang bersamaan
makanan tersebut juga diperlukan untuk kelangsungan
hidup manusia. Marilah kita berpikir: apa
yang terjadi seandainya makanan-makanan yang penting
untuk kehidupan manusia ini tidak memiliki rasa, atau mempunyai
rasa yang tidak sedap? Atau jika makanan-makanan ini
berbahaya bagi tubuh kita kendatipun rasanya enakÉ.Atau seandainya
terdapat hanya beberapa jenis makanan yang dapat kita
makan untuk kelangsungan hidup? Yang menyebabkan makanan
dan minuman yang dihidangkan di hadapan anda tidak berasa hambar
adalah karena kebaikan dan kasih sayang Allah kepada anda. Bahkan
jika seseorang berpikir tentang buah-buahan saja, ia akan mengetahui
dan mengakui kebaikan Allah kepadanya.
Ketika melihat beragam jenis buah-buahan di atas meja makan di hadapannya,
seseorang yang mempunyai nalar akan berpikir: tanaman
yang tumbuh dari tanah atau lumpur hitam akan tetapi menghasilkan
buah-buahan dengan beragam warna dan aroma, serta daging buah yang
bersih dengan rasa yang sangat enak, adalah nikmat yang sangat besar
yang Allah berikan kepada manusia.
Pisang, tangerine, jeruk, melon, semangka serta semua buah-buahan
yang diciptakan beserta kulit pembungkus daging buah, memiliki kulit
yang mampu melindungi buah-buahan dari kebusukan dan kerusakan.
Kulit pembungkus ini juga berfungsi memelihara aroma buah. Segera setelah
kulit ini dikupas dan dibuang, daging buah tersebut perlahan-lahan
berubah menjadi hitam dan rusak.
Ketika diamati satu persatu, buah-buahan tersebut kelihatan memi"
Allah-lah yang telah menciptakan
langit dan bumi dan menurunkan
air hujan dari langit, kemudian Dia
mengeluarkan dengan air hujan itu
berbagai buah-buahan menjadi rezki
untukmu..." (QS. Ibrahim, 14: 32)
liki banyak keunikan. Tangerine dan
jeruk, misalnya, diciptakan dalam
keadaan telah bersekat-sekat. Seandainya
jeruk dan tangerine memiliki
bentuk yang utuh tanpa sekat,
seseorang akan merasa sulit
untuk memakan buah-buahan
yang banyak mengandung air ini.
Namun Allah telah menciptakannya
dalam keadaan tersekat-sekat
sebagai kemudahan dan nikmat
tambahan untuk manusia. Tidak
perlu disanksikan lagi, disain
yang sangat indah, tanpa cacat,
dan demikian sempurna sehingga
pas dengan kebutuhan adalah satu
diantara karakteristik ciptaan
Allah Yang Maha Mengetahui.
Contoh lain adalah strawberi,
buah dengan bentuk dan rasa yang
sangat khusus. Bentuk dan rupa permukaannya
kelihatan seakan-akan buah
strawberi sengaja dibentuk dengan sangat
hati-hati. Warna merah segar yang dihiasi
dengan dedaunan hijau ini hanyalah bagian
yang amat kecil dari daya cipta Allah yang
tak tertandingi. Manisnya bau dan rasa, ketiadaan
akan biji serta kulit pembungkus
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
buah sehingga mudah untuk dimakan, mengingatkan orang akan buahbuahan
surga. Buah, yang tanamannya tumbuh di atas tanah dan memiliki
warna yang sedemikian indah dan menawan, menunjukkan kepada
kita tentang Tuhan kita yang telah menciptakan buah tersebut tanpa ada
bandingannya. Dia lah yang telah mewujudkan Seni, Kebijaksanaan serta
Ilmu-Nya pada segala sesuatu yang Dia ciptakan.
Keberadaan buah-buahan yang beraneka ragam di setiap musim
yang berbeda adalah hal lain yang patut untuk direnungkan. Adalah sebuah
nikmat dan kebaikan dari Allah kepada manusia bahwa, sebagai
contoh, ketika musim dingin dimana manusia membutuhkan vitamin dalam
jumlah besar, tersedia buah-buahan yang banyak mengandung vitamin
C seperti tangerine, jeruk dan grapefruit. Sebaliknya di musim panas,
buah-buahan semisal ceri, melon, semangka dan persik yang melegakan
dahaga begitu berlimpah.
Ketika kita memandang pohon dengan buah-buahnya yang bergelantungan
di dahan atau ketika tanaman tersebut sedang ditanam terdapat
sebuah kenikmatan tersendiri yang Allah berikan. Pemandangan ratusan
buah-buahan di atas batang pohon yang kering dan menempel kuat
pada dahannya, yang di dalamnya mengandung air dan sebagian diantaranya
terlihat seakan-akan permukaan luar kulit buah tersebut terpoles
hingga mengkilat, adalah bukti bahwa setiap buah-buahan tersebut
telah diciptakan oleh Allah. Sebagai contoh, buah anggur terlihat seolaholah
telah di letakkan pada ranting-ranting tanaman anggur satu demi satu.
Allah telah menciptakan buah-buahan tersebut penuh keunikan keunikan
tanpa ada duanya. Ketika masih berada di dahan tanaman, anggur
dibentuk dan ditampilkan sedemikian rupa agar menarik manusia.
Dengan alasan ini, ketika menggambarkan surga dalam Al-Qur'an: "Dan
naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya
dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya." (QS. Al-Insaan, 76:14),
Allah menyatakan bahwa buah-buahan di surga mudah dipetik.
Sudah pasti bahwa yang disebutkan disini hanyalah contoh-contoh
yang jumlahnya terbatas. Segala nikmat yang Allah ciptakan terlalu banyak
untuk dapat dihitung. Orang yang menyadari akan hal tersebut ketika
berada di meja makan akan teringat ayat Allah yang lain:
70
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan 71
"Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak
dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran. Dan jika kamu menghitung-hitung ni'mat Allah, niscaya
kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-
benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nahl, 16:
17-18)
Bagaimana rasa dan bau mendorong seseorang berpikir?
Dengan senantiasa berpikir sebagaimana telah diuraikan di atas, manusia
akan lebih menyadari tentang keindahan dan ketelitian dalam ciptaan
Allah. Ketika merenung tentang semua ini, orang yang sadar akan
berpikir bahwa kebahagiaan yang mucul ketika sedang merasakan nikmat-
nikmat yang Allah berikan adalah sebuah kebaikan yang besar. Ia ingat
bahwa indra pengecap dan penciuman telah menolong kita merasakan
berbagai keindahan di dunia. Tanpa memiliki indra penciuman, kita
tidak akan mampu menikmati keharuman sekuntum bunga mawar, buah-
buahan yang kita makan atau daging panggang sebagaimana yang kita
rasakan saat ini. Tanpa indra pengecap, kita tidak dapat merasakan rasa
coklat yang khas, permen, daging, strawberi dan rasa lezat yang lain.
Hendaknya tidak dilupakan bahwa mungkin saja kita hidup di dunia
yang tidak memiliki warna, rasa dan aroma. Dan jika Allah tidak
memberikan segala kenikmatan ini, kita tidak akan mendapatkannya
dengan cara apapun. Namun Allah telah memberikan nikmat yang tak
berhingga kepada manusia dengan menciptakan rasa dan bau juga sistim
indera untuk merasakannya.
Ketika berjalan-jalan di tamanÉ.
Bagaimana keindahan alam mendorong seseorang berpikir?
Ketika melihat keindahan-keindahan di alam seseorang yang beriman
kepada Allah memuji Allah dengan mengagungkan-Nya. Ia sadar
bahwa Allah telah menciptakan segala keindahan yang ada. Ia tahu bahwa
segala keindahan ini adalah kepunyaan Allah dan merupakan perwujudan
dari sifat-Nya Yang Maha Indah (Al-Jamaal).
Setiap pemandangan yang kita
nikmati dengan cara melihatnya,
menampilkan kepada kita karya seni
Allah. Saat menyaksikan keindahan
taman, seseorang hendaknya berkata,"
Maasyaa Allaahu, laa quwwata illaa
billaah (Ini adalah sebagaimana
dikehendaki Allah, tiada daya dan
kekuatan kecuali dari Allah).
Ketika berjalan-jalan mengelilingi alam sekitar, seseorang merasakan
keindahan-keindahan yang lebih terasa dari sebelumnya. Dari sebatang
rumput hingga setangkai bunga daisy kuning, dari burung hingga semut,
segala sesuatunya penuh dengan kerumitan yang memerlukan perenungan.
Ketika merenungkan yang demikian, manusia akan memahami kekuasaan
dan kebesaran Allah.
Kupu-kupu, misalnya, adalah makhluk yang sangat indah dan elok
untuk dilihat. Kupu-kupu, yang memiliki sayap dengan simetri dan disain
semacam renda yang demikian teliti sehingga terlihat seolah-olah dilukis
dengan tangan, dengan warna yang harmoni dan dipenuhi fosfor sehingga
berpendar, adalah bukti daya seni yang tak tertandingi dari ciptaan
Allah.
Banyaknya jenis tanaman dan pohon yang tak terhitung di muka bumi
merupakan bagian dari keindahan ciptaan Allah. Bunga-bunga den-
Segala keindahan yang disaksikan manusia di
alam adalah bukti dari daya cipta Allah yang
tinggi dan unik. Surga jauh lebih sempurna
dibandingkan dengan keindahan di dunia.
74 BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
gan warna yang beraneka-ragam dan berbagai bentuk pepohonan telah
diciptakan sedemikian rupa sehingga memberikan kenyamanan bagi manusia.
Seseorang yang memiliki keimanan akan berpikir bagaimana bunga
seperti mawar, violet, daisy, hyacinth, anyelir, anggrek dan bunga-bunga
lainnya memiliki permukaan yang sedemikian mulus, bagaimana mereka
muncul dari biji-biji mereka dalam keadaan yang halus sama sekali
tanpa ada lipatan-lipatan, bagaikan telah disetrika.
Satu lagi keajaiban ciptaan Allah adalah aroma sedap yang menakjubkan
dari bunga-bunga ini. Mawar, misalnya, memiliki wangi yang tidak
pernah berubah yang selalu dikeluarkannya. Bahkan dengan teknologi
paling maju sekalipun, bau yang menyamai mawar tidak dapat dibuat.
Penelitian di laboratorium-laboratorium untuk menyerupai bau ini belum
mendatangkan hasil yang memuaskan. Aroma parfum yang diproduksi
dengan meniru bau mawar pada umumnya memiliki bau harum
yang sedemikian kuat sehingga mengganggu orang. Tetapi bau asli dari
bunga mawar tidak menimbulkan gangguan apapun bagi manusia.
Orang yang beriman sadar bahwa segala sesuatu ini diciptakan Allah
agar ia memuji-Nya, untuk menunjukkan kepadanya karya seni dan
ilmu Allah dari keindahan-keindahan yang ia ciptakan. Sadar akan hal
ini, seseorang yang menyaksikan keindahan kebun ketika sedang berjalan-
jalan akan mengagungkan Allah seraya mengatakan, "Maa syaa Allahu,
laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini
Bunga yang muncul dari kuncupnya
tanpa lipatan seolah-olah
telah disetrika
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan 75
terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)" (QS. Al-
Kahfi, 18: 39). Ia ingat bahwa Allah telah memberikan segala keindahan
ini untuk kepentingan manusia dan Dia akan memberikan kenikmatankenikmatan
luar biasa kepada orang-orang mukmin yang tidak ada bandingannya
di akhirat; sehingga kecintaannya kepada Allah semakin bertambah.
Sudahkah anda merenungkan tentang seekor semut
yang anda lihat ketika berjalan di sebuah taman?
Manusia pada umumnya tidak begitu memperhatikan pentingnya
berpikir tentang beragam makhluk hidup yang mereka lihat di sekitarnya.
Mereka tidak membayangkan bahwasanya benda-benda hidup yang
mereka jumpai setiap hari tersebut memiliki ciri-ciri yang sangat menarik.
Sebaliknya, bagi seseorang yang beriman, setiap makhluk hidup ciptaan
Allah memiliki karakteristik yang menunjukkannya sebagai sebuah
ciptaan yang sempurna. Semut adalah salah satu diantaranya.
Sewaktu berjalan-jalan di taman, orang yang beriman tidak memalingkan
muka ketika melihat seekor semut. Dengan mengamati ciri-cirinya
yang mengagumkan, ia menyaksikan kesempurnaan ciptaan Allah.
Bahkan dengan hanya mengamati cara berjalan seekor semut pun
dapat mendorong akal kita untuk berpikir. Semut menggerakkan kaki-kakinya
yang sangat kecil secara berurutan dan sangat terorganisir, mengetahui
dengan baik dan sempurna kaki yang mana yang seharusnya melangkah
terlebih dahulu untuk
kemudian diikuti kaki yang lain.
Ia dapat berjalan dengan
sangat cepat tanpa lelah.
Serangga mungil ini
mampu mengangkat beban
Seekor semut yang sangat
sibuk membawa makanan ke
dalam sarangnya.
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
yang bobotnya jauh lebih berat dibanding tubuhnya, dan membawanya
ke sarang sendirian. Ia mampu menempuh perjalanan yang jaraknya sangat
jauh dibandingkan dengan panjang tubuhnya yang sangat pendek. Di
atas tanah yang rata dan tidak berjejak, tanpa penunjuk arah, semut dapat
dengan mudah menemukan sarangnya. Kendatipun lubang masuk
sarang terlalu kecil bagi manusia untuk menemukannya, semut tidak merasakan
kebingungan dan menemukan sarang tersebut, tak menjadi soal
dimana sarang tersebut berada.
Ketika sedang berada di kebun dan melihat semut-semut yang berbaris
satu dengan yang lain, bekerja keras dan bersemangat mengangkut
makanan ke dalam sarangnya, seseorang tak mampu berhenti bergumam
dalam hati mengapa makhluk yang mungil ini kelihatan seolah-olah bekerja
begitu keras. Seseorang kemudian menyadari bahwa semut tersebut
mengumpulkan makanan tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga
untuk para anggota koloni semut yang lain, untuk sang ratu dan bayi-bayi
semut. Bagaimana semut yang mungil yang tidak memiliki otak yang
sempurna akan tetapi mampu berperilaku rajin, disiplin dan berkorban
untuk orang lain adalah sesuatu yang perlu untuk direnungkan. Setelah
memikirkan secara mendalam tentang fenomena-fenomena ini, seseorang
mencapai sebuah kesimpulan: semut, sebagaimana makhluk hidup
yang lain, berperilaku dengan mengikuti petunjuk Allah dan mematuhi
perintah-perintah-Nya saja.
Bagaimana gerakan tanaman merambat mendorong
seseorang berpikir?
Orang mukmin yang sedang berjalan di sebuah taman juga memikirkan
tentang tanaman yang merambat, yang juga dikenal dengan istilah
ivy, yang ia temui, yang merupakan satu dari nikmat-nikmat yang Allah
ciptakan.
Bagi orang yang berpikir, di setiap benda hidup terdapat tanda-tanda
yang dapat dijadikan pelajaran. Sebagai contoh, ivy yang melingkarkan
tubuhnya mengelilingi sebuah dahan atau benda lain adalah fenomena
yang perlu dipikirkan secara seksama. Jika pertumbuhan ivy direkam
76
dan dipertunjukkan ulang dengan cepat, akan terlihat bahwa ivy bergerak
seolah-olah ia adalah makhluk yang memiliki kesadaran. Ia seolaholah
melihat dahan yang berada tepat di hadapannya, lalu ia mengulurkan
dirinya ke arah dahan tersebut dan mengikatkan diri ke dahan seperti
tali lasso. Kadangkala ia melingkari dahan tersebut beberapa kali untuk
menguatkan ikatan dirinya terhadap dahan. Ia tumbuh sangat cepat dengan
cara yang demikian dan ketika telah sampai di ujung dahan, ia tumbuh
dengan mengikuti arah baru yakni kembali tumbuh melingkari dahan
dengan arah ke belakang, atau tumbuh kebawah. Seorang mukmin
yang menyaksikan semua ini kembali sadar bahwa Allah telah menciptakan
semua benda hidup, dan bahwa Dia menciptakannya sebagai sistim
yang unik dan tanpa cacat.
Ketika seseorang terus mengamati gerakan-gerakan ivy, ia menemukan
satu ciri menarik lain dari tumbuhan tersebut. Ia melihat bahwa ivy
dengan kuat melekatkan dirinya di atas permukaan dimana ia berada
dengan menjulurkan lengan-lengan sampingnya. Bahan yang kental
yang diproduksi oleh tanaman yang tidak memiliki kesadaran tersebut
merekat sedemikian kuat sehingga ketika tanaman ini dicoba untuk dipindahkan
dengan cara menariknya dari tempat ia berada, maka cat yang
Ivy melingkarkan dirinya mengitari sebuah benda
menyerupai gerakan makluk yang memiliki kesadaran.
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
ada ditembok akan ikut terangkat juga.
Keberadaan tanaman yang merambat sebagaimana diuraikan atas
menunjukkan kepada orang mukmin yang melihat dan kemudian memikirkannya,
akan kekuasaan Allah, Pencipta tanaman tersebut.
Bagaimana pepohonan mendorong seseorang untuk
berpikir?
Setiap hari kita melihat pepohonan di berbagai tempat; akan tetapi,
pernahkan kita memikirkan bagaimana air dapat mencapai daun yang
paling jauh letaknya di ujung teratas dari sebuah pohon yang tinggi? Kita
akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang keluarbiasaan
ini dengan membuat sebuah perbandingan. Tidaklah mungkin bagi air
dalam sebuah tanki di bagian bawah bangunan anda untuk naik ke lantai
yang lebih atas tanpa adanya sebuah tanki hidroforik atau mesin pompa
air yang kuat. Anda tidak akan mampu memompa air kendatipun
hanya sampai ke lantai pertama. Oleh karena itu, sudah seharusnya ada
sistim pemompaan yang mirip dengan mesin hidrofonik yang dimiliki
oleh pohon. Jika tidak, mustahil air akan dapat mencapai batang pohon
dan cabang-cabangnya di bagian atas sehingga pohon-pohon tersebut
akan segera mati.
Namun Allah telah menciptakan untuk tiap-tiap pohon semua sarana
dan perlengkapan yang diperlukan. Tambahan lagi, sistim pemompaan
di setiap pohon terlalu canggih dibandingkan dengan yang ada di bangunan
tempat tinggal manusia. Ini adalah satu diantara beragam hal yang
hendaknya dipikirkan oleh seseorang ketika sedang menyaksikan tanaman-
tanaman tersebut. Dan pemikiran semacam ini hanya akan muncul
jika ia senantiasa melihat ke segala sesuatu dengan menggunakan "mata
yang benar-benar melihat", yakni melihat sambil memikirkan secara
mendalam tentang apa yang sedang dilihatnya.
Hal lain yang dapat dipikirkan berhubungan dengan dedaunan. Ketika
memandang sebuah pohon, seseorang yang merenungkan segala sesuatu
yang dilihatnya tidak akan menganggap daun-daun pohon tersebut
sebagai bentuk-bentuk sederhana sebagaimana ia terbiasa untuk me-
78
Dedaunan yang hijau cerah, hidup dan
tumbuh keluar dari sebuah batang kayu
yang kering. Air dapat mencapai pembuluh-
pembuluh (yang mirip benang)
pada daun-daun yang berada
pada tempat yang sangat
tinggi di atas pohon. Daundaun
tidak menderita kekeringan
di bawah sengatan
terik matahari....
Ini semua
hanyalah sedikit
dari hal-hal
yang sangat
banyak yang hendaknya
mendorong
seseorang
berpikir tentang
pohon.
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
lihatnya. Ia berpikir berbagai hal yang belum pernah terpikirkan oleh
orang lain. Dedaunan, misalnya, adalah sesuatu yang rentan dan mudah
rusak. Namun, daun-daun ini tidak kering kerontang karena panasnya terik
sinar matahari yang menyengat. Ketika seorang manusia berada pada
suhu 40oC dalam waktu yang sebentar, warna kulitnya berubah, ia menderita
dehidrasi. Sebaliknya, daun mampu untuk tetap hijau di bawah
panas matahari yang menyengat tanpa terbakar selama berhari-hari, bahkan
berbulan-bulan meskipun sangat sedikit sekali jumlah air yang mengalir
melalui pembuluh-pembulunya yang mirip benang. Ini adalah sebuah
keajaiban penciptaan yang menunjukkan bahwa Allah menciptakan
segala sesuatu dengan ilmu yang tak tertandingi. Berpikir tentang keajaiban
ciptaan tersebut, seseorang yang beriman mampu sekali lagi melihat
kebesaran Allah untuk kemudian mengagungkan-Nya.
Ketika sedang membaca surat kabar, melihat TV...
Orang-orang mengikuti berita melalui berbagai surat kabar dan TV
di siang hari ataupun setelah mereka kembali ke rumah di petang hari.
Dalam laporan berita tersebut, banyak pemberitaan-pemberitaan yang
dapat dipikirkan dan dilihat atau diambil darinya peringatan serta tandatanda
kekuasaan Allah oleh orang-orang yang memiliki nalar.
Bagaimana jumlah kasus kejahatan, penyerangan dan
pembunuhan mendorong seseorang untuk berpikir?
Setiap hari, melalui surat kabar lokal maupun berita televisi, seseorang
mengetahui adanya kasus pembunuhan, penganiayaan, pencurian,
perampokan, penipuan dan bunuh diri. Kejadian yang sering ini, serta
kebanyakan manusia yang begitu cenderung melakukan tindak kriminal
tersebut memperlihatkan akibat yang diderita oleh manusia yang hidupnya
tidak berlandaskan agama Allah. Penculikan yang dilakukan
oleh seseorang terhadap seorang anak kecil untuk mendapatkan uang tebusan
yang menyebabkannya dihantui oleh perasaan takut yang sangat
termasuk upaya pembunuhan terhadapnya; seseorang yang menodongkan
senapannya ke arah orang lain lalu menembaknya tanpa ragu-ragu;
80
seseorang yang menerima uang suap, melakukan bunuh diri atau penipuan
ÉSemua ini adalah indikasi bahwa para pelaku tindak kriminal tersebut
tidak takut kepada Allah dan tidak yakin akan keberadaan hari akhirat.
Seseorang yang takut kepada Allah dan mengetahui bahwa ia akan
dihisab di hari akhir tidak akan pernah berani melakukan satu pun dari
berbagai kejahatan tersebut. Sebab semuanya adalah perbuatan yang
akan dibalas dengan api neraka di akhirat.
Mungkin ada yang berkata:"Saya seorang ateis. Saya tidak percaya
kepada Allah, tapi saya tidak menerima uang suap". Pernyataan orang
yang tidak takut kepada Allah ini tidak meyakinkan sama sekali. Sangat
mungkin bahwa komitmen dalam memegang janjinya akan melemah ketika
kondisi berubah. Sebagai contoh, jika ia harus mendapatkan uang
untuk keperluan yang sangat mendesak, dan kebetulan berada pada kondisi
yang memungkinkannya untuk mencuri atau menerima uang suap,
ia dapat saja tidak memegang janjinya. Hal yang sama dapat berlaku ketika
nyawanya berada dalam bahaya. Kendatipun ia dapat menahan diri
dari mengambil uang suap dalam situasi yang sulit, ia mungkin cenderung
untuk melakukan perbuatan terlarang lainnya. Sebaliknya, orang
yang beriman tidak pernah melakukan apapun yang tidak mampu dipertanggung
jawabkannya di akhirat.
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan 81
Dalam masyarakat yang
memiliki rasa takut kepada
Allah, tak satupun dari pemandangan
ini terjadi.
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
Jadi, penyebab semua tindak kejahatan tersebut, yang mendorong
kita melakukan protes dan berteriak,"apa yang terjadi pada masyarakat
kita!" melalui surat kabar, TV, kantor-kantor pada hakikatnya adalah jauhnya
mereka dari agama. Ketika menyaksikan berita-berita sebagaimana
di atas, orang yang beriman tidak memalingkan muka, sebaliknya mereka
berpikir bahwa satu-satunya jalan keluar adalah untuk menyampaikan
ajaran agama dan menghidupkan nilai-nilai akhlaq dalam masyarakat.
Sebab dalam masyarakat yang terdiri atas orang-orang yang takut kepada
Allah dan tahu bahwa mereka akan mempertanggung jawabkan
perbuatannya di akhirat, tidaklah mungkin semua peristiwa ini terjadi.
Dalam masyarakat yang demikian, kedamaian dan keamanan akan dinikmati
pada puncaknya.
Bagaimana acara diskusi TV sampai pagi hari
mendorong seseorang berpikir?
Bagi seseorang yang terus-menerus berpikir mendalam tentang segala
yang ia lihat di sekitarnya, acara-acara diskusi yang disiarkan melalui
TV pun dapat dijadikan bahan renungan.
Acara-acara tersebut menampilkan tokoh-tokoh serta para ahli di bidang
yang sedang menjadi topik hangat di hari itu. Mereka mendiskusikan
sebuah topik selama berjam-jam, namun tak seorang pun di antara
mereka mampu memberikan jalan keluar atau mencapai sebuah kesimpulan.
Padahal mereka yang menghadiri acara diskusi tersebut adalah
orang-orang yang dipercayai memiliki kemampuan dalam memecahkan
masalah yang ada.
Sungguh, jalan keluar dari sebagian besar permasalahan yang sedang
didiskusikan tersebut sangatlah jelas. Namun kepentingan pribadi
masing-masing orang, pengaruh dari golongan mereka, ambisi untuk
menonjolkan diri pribadi dari pada mencari sebuah solusi secara ikhlas,
membawa mereka pada jalan buntu.
Ketika menyaksikan ini semua, orang yang memiliki nalar akan berpikir
bahwa sebenarnya penyebab dari persoalan yang ada terletak pada
jauhnya masyarakat dari agama Allah. Orang yang beriman kepada Allah
82
tidak pernah menunjukkan perilaku yang tidak bertanggung jawab, siasia
ataupun acuh tak acuh. Ia sadar bahwa ada kebaikan di setiap peristiwa
yang Allah perlihatkan kepadanya. Ia paham bahwa ia selalu berada
dalam keadaan diuji di dunia ini yang mengharuskannya untuk menggunakan
akal, kekuatan dan pengetahuannya dalam segala hal yang dapat
membuat Allah ridha.
Di samping itu, seorang mukmin senantiasa ingat akan sebuah ayat
Allah ketika melihat acara tersebut:
"É Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah." (QS.
Al-Kahfi, 18: 54)
Dalam acara diskusi tersebut terlihat adanya perdebatan, atau bahkan,
percekcokan antar para tokoh dan ahli yang tampil di TV. Juga ketidakmengertian
mereka akan permasalahan yang dikemukakan kepada
mereka, terobsesi dengan apa yang akan mereka katakan dan mencoba
untuk paling dahulu mengatakannya, saling memotong pembicaraan,
meninggikan suara dengan mudahnya, begitu cepat kehilangan kesabaran,
saling melontarkan ejekan; adalah bukti yang penting untuk diperhatikan
dalam mamahami aspek-aspek negatif dari orang-orang ini.
Di sebuah lingkungan dengan seratus persen orang-orang yang ikhlas
dan jujur yang mempunyai rasa takut kepada Allah, tontonan yang
memakan waktu lama dan tak ada hasilnya semacam ini tidak pernah terjadi.
Karena tujuan mereka adalah mencari jalan keluar yang paling diridhai
Allah, dan yang paling membawa manfaat bagi masyarakat, maka
metode yang paling tepat sesuai dengan akal dan nalar akan mudah ditemukan
dan dilaksanakan tanpa membuang-buang waktu. Karena setiap
orang akan merasa puas dengan keputusan akhir maka percekcokan pun
tidak akan terjadi.
Jika ada yang merasa keberatan berdasarkan dalih yang dapat diterima
serta mengusulkan jalan keluar yang lebih baik, maka usulan ini
yang akan langsung dipakai. Mereka yang takut kepada Allah tidak seperti
kebanyakan orang, dan tidak menunjukkan sikap keras kepala dan
arogan. Dengan mengingat apa yang Allah firmankan dalam Al-Qur'an;
"É Dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan 83
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
Maha Mengetahui" (QS. Yuusuf, 12: 76), mereka mengambil pilihan yang
paling tepat.
Kebalikannya, yakni diskusi yang berlangsung hingga pagi hari tanpa
dihasilkannya suatu pemecahan masalah adalah contoh berharga yang
dapat terjadi di sebuah lingkungan dimana akhlaq mulia yang diajarkan
agama tidak dijalankan.
Bagaimana kelaparan dan kemelaratan di setiap
penjuru dunia mendorong seseorang untuk berpikir?
Salah satu permasalahan yang sering dibahas di media massa adalah
ketidakadilan dalam masyarakat.
Ketika di belahan dunia yang satu terdapat negara-negara yang sangat
makmur dengan tingkat kesejahteraan yang sangat tinggi, namun di
belahan bumi yang lain terdapat orang-orang yang tidak memiliki sesuatupun
yang dapat dimakan atau obat untuk penyakit yang paling ringan
sekalipun sehingga mereka pada akhirnya meninggal tak terurus. Pertama-
tama, fenomena tersebut menunjukkan keberadaan sebuah sistim
yang dzalim dan tidak adil di dunia. Sebenarnya sangatlah mudah bagi
satu atau segilintir negara untuk menyelamatkan orang-orang yang terdzalimi
ini. Misalnya, rakyat di negara-negara tetangga di Afrika sedang
mati kelaparan, namun ada kelompok masyarakat yang telah menumpuk
harta dari pertambangan intan dan dengannya membangun sebuah peradaban
yang maju. Kendatipun sangat mudah untuk memindahkan
orang-orang yang hidup melarat dan kelaparan
dan hampir meninggal ini, atau memberi
sarana yang mereka butuhkan di daerah
tempat tinggal mereka, namun selama puluhan
tahun tidak ada jalan keluar yang berarti
yang telah diberikan kepada mereka. Menolong
orang tersebut bukanlah sebuah tugas
yang dapat diselesaikan oleh segelintir
orang. Untuk mendapatkan penyelesaian
yang berarti, perlu banyak orang yang mau
84
Do they not see
that they are
tried once or
twice in every
year? But still
they do not turn
back. They do not
pay heed. (Surat
at-Tawba: 126)
mengorbankan diri mereka. Sayangnya, hingga kini jumlah orang yang
menklaim telah mengatasi bencana kemanusiaan tersebut masih terlalu
sedikit.
Di lain pihak, trilyunan dolar telah dihambur-hamburkan di setiap
penjuru dunia untuk beragam tujuan. Di satu sisi ada orang-orang yang
membuang makanannya hanya karena tidak puas dengan jumlah garam
dalam makanan tersebut, di lain pihak ada manusia yang mati karena tidak
menemukan makanan untuk dimakan. Ini adalah bukti nyata adanya
tatanan yang dzalim dan tidak adil akibat tidak diamalkannya akhlaq
agama.
Orang yang memahami persoalan ini berpikir bahwa satu-satunya
yang akan menghilangkan ketidakadilan adalah akhlaq yang diajarkan
Allah. Mereka yang takut kepada Allah dan bertingkah laku sesuai dengan
hati nurani dan akalnya tidak akan pernah membiarkan kepincangan
dan ketidakadilan yang ada. Mereka akan keluar untuk menolong orangorang
yang membutuhkan dengan solusi yang cepat, tepat dan permanen
tanpa menonjolkan diri ataupun mengharapkan segala sesuatu yang bersifat
duniawi.
Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa menolong kaum fakir dan miskin
adalah ciri orang-orang yang takut kepada Allah dan hari pembalasan:
"Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia dalam bagian tertentu,
bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apaapa
(yang tidak mau meminta), dan orang yang mempercayai hari pembalasan,
dan orang-orang yang takut terhadap adzab Tuhannya." (QS. Al-
MaÕarij, 70: 24-27)
"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin,
anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi
makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami
tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima
kasih. Sesungguhnya kami takut akan (adzab) Tuhan kami pada suatu hari
yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan." (QS.
Al-Insaan, 76: 8-10)
Tidak memberi makan kepada orang miskin adalah ciri orang yang
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan 85
86 BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
tidak beragama dan tidak memiliki rasa takut kepada Allah:
"Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah
dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah
dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya
dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar. Dan juga dia tidak
mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. Maka
tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini. Dan tiada (pula)
makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada
yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa." (QS. Al-Haaqqah,
69: 30-37)
Bagaimana bencana alam yang terjadi di seluruh
dunia mendorong seseorang berpikir?
Diantara pemberitaan yang sering kita disaksikan di berbagai stasiun
TV dan surat kabar adalah laporan tentang bencana alam. Manusia
dapat tertimpa bencana alam seperti
gempa bumi hebat, kebakaran ataupun
banjir. Seseorang yang menyaksikan
berbagai liputan tentang
bencana alam berpikir bahwa Allah
mempunyai kuasa atas segala sesuatu,
bahwa Dia dapat saja menghancur
luluhkan sebuah kota hingga rata
dengan tanah jika Dia menghendaki.
Setelah memikirkan ini semua,
ia paham bahwa tidak ada sesuatupun
selain Allah yang dapat dijadikan
tempat berlindung dan memohon
pertolongan. Bahkan bangunanbangunan
yang paling kokoh; kotakota
yang dilengkapi dengan teknologi
yang paling canggih pun tidak
akan mampu bertahan terhadap ad- Terdapat pelajaran-pelajaran tersembunyi
yang dapat direnungkan dari liputanliputan
tentang bencana alam yang
disiarkan melalui surat kabar dan TV
zab Allah; mereka dapat musnah seketika.
Semua pemandangan ini ditunjukkan kepada manusia agar berpikir
dan mengambil pelajaran.
Orang yang mendengar atau membaca laporan bencana alam tersebut
juga berpikir bahwa Allah telah menurunkan bencana atas kota ini
untuk suatu tujuan. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman bahwa kepada
bangsa-bangsa yang menentang, Allah mengirimkan adzab agar mereka
sadar atau mendapatkan balasan dari perbuatan mereka. Dengan demikian
jika suatu masyarakat melakukan bentuk perbuatan yang tidak diridhai
Allah, mereka pun akan dikenai hukuman Allah dengan sebab tersebut.
Atau Allah mungkin sedang menguji mereka dengan kesusahan di
dunia.
Dengan memikirkan segala kemungkinan tersebut, seseorang akan
takut kalau-kalau hal serupa akan juga menimpanya, dan memohon ampunan
Allah atas segala perbuatannya.
Tak seorang atau suatu bangsa pun dapat menghindar dari bencana
apapun kecuali jika Allah berkehendak lain. Tak peduli apakah bangsa
tersebut termasuk yang paling kaya dan terkuat di dunia atau mendiami
sebuah tempat yang letak gegrafisnya tidak menunjukkan adanya kemungkinan
terkena bencana tersebut. Allah berfirman bahwa tak ada satupun
bangsa yang mampu mencegah bencana yang akan menimpa mereka.
"Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan
siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?
Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan
siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik
ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari
adzab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan adzab
Allah kecuali orang-orang yang merugi. Dan apakah belum jelas bagi
orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya,
bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami adzab mereka karena
dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak
dapat mendengar (pelajaran lagi)?" (QS. Al-AÕraaf, 7: 97-100)
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan 87
Bagaimana berita tentang sistem riba mendorong
seseorang berpikir?
Topik lain yang sering muncul dalam berita adalah masalah ekonomi
yang makin terpuruk. Sejumlah berita negatif khususnya tentang nilai
suku bunga atau riba disiarkan setiap hari. Orang yang membaca laporan-
laporan yang menyebut tentang suku bunga yang tidak terkendali
dan menyebabkan krisis ekonomi berpikir bahwa akibat dari perbuatan
terlarang yang begitu luasnya tersebar, Allah mengurangi pendapatan
mereka. Sebagaimana yang tercantum dalam ayat, "É Allah memusnahkan
riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap
orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.". (QS. Al-
Baqarah, 2: 276), Allah mampu menghilangkan keuntungan yang dihasilkan
melalui bunga atau riba, dan menurunkan produktifitasnya. Fakta ini
tercantum dalam ayat lain:
1. Bencana banjir di Honduras 2. Bencana alam di Mali-Gao yang diakibatkan
oleh angin yang sangat kencang 3. Sebuah kota di pinggir pantai yang digenangi
oleh luapan air sungai 4. Sebuah kota lain yang tergenang air 5. Sebuah
kota yang telah hancur.
"Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada
harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang
melipat gandakan (pahalanya)" (QS. Ar-Ruum, 30: 39)
Bagi orang yang merenung, berita tentang riba termasuk bukti nyata
yang menunjukkan bahwa ayat Allah berlaku pada manusia
Berpikir tentang tempat-tempat yang indah
Melalui acara-acara TV, surat kabar dan majalah-majalah manusia
dapat menyaksikan sekaligus memikirkan keindahan-keindahan yang
Allah ciptakan. Melihat ataupun mengunjungi pemandangan yang mem-
Gempa bumi yang berlangsung beberapa detik saja sudah cukup untuk menghancurkan
keseluruhan kota. Mereka yang berpikir bahwa pemandangan ini
adalah kejadian alam biasa adalah salah. Karena, sebagaimana ciptaan Allah
yang lain, alam juga di bawah kendali Allah.
pesona, rumah yang bagus, taman atau pantai yang indah sudah pasti
menyenangkan setiap orang. Beragam pemandangan tersebut pertamatama
dapat mengingatkan seseorang akan surga. Orang yang beriman sekali
lagi ingat bahwa Allah, yang telah memberikan sedemikian banyak
nikmat dan menunjukkan keindahan yang luar biasa, telah menyediakan
tempat-tempat yang keindahannya tak tertandingi di surga.
Pemandangan tersebut dapat pula mendorong seseorang untuk berpikir:
setiap keindahan yang diciptakan di dunia memiliki sejumlah ketidaksempurnaan
karena memang dunia adalah tempat ujian. Seseorang
yang berada beberapa saat di tempat-tempat rekreasi yang gambarannya
pernah ia saksikan sebelumnya di TV dapat melihat kekurangan-kekurangan
tersebut. Beberapa contoh diantaranya adalah cuaca yang terlalu
lembab, air laut yang kadar garamnya sangat tinggi, panas terik yang
menyengat, lalat yang berterbangan di
mana-mana. Di dunia terdapat banyak kesulitan-
kesulitan dan keadaan-keadaan
yang tidak menyenangkan seperti sakit
akibat tersengat sinar matahari, agen perjalanan
yang kurang terorganisasi, temperamen
kurang bersahabat dari orangorang
yang bersama-sama dengan kita
merasakan kondisi ini.
Sebaliknya, di dalam surga terdapat
keindahan-keindahan yang sempurna dan
asli, tak terdapat sesuatupun yang mengganggu
manusia dan tak satupun percakapan
yang tidak menyenangkan akan terucap.
Ketika melihat setiap keindahan yang
ada di dunia, ia memikirkan dan mendambakan surga. Ia selalu bersyukur
atas segala kenikmatan yang telah dikaruniakan Allah kepadanya di
dunia, dan ia menikmatinya sambil berpikir bahwa semua ini adalah anugerah
yang Allah turunkan dari rahmat-Nya. Dengan mengetahui bahwa
sumber dari segala keindahan ini berasal dari surga, ia tidak akan melupakan
akhirat akibat terlenakan oleh keindahan-keindahan dunia. Ia
menjalani kehidupan dengan cara yang membuatnya mampu memperoleh
keindahan abadi dan layak untuk masuk ke dalam surga Allah.
Bagaimana informasi dari majalah ilmiah yang menyatakan
bahwa unsur penyusun materi adalah atom membuat
seseorang berpikir?
Tanpa memikirkan terhadap apa-apa yang ia ketahui, seseorang tidak
akan mampu mengetahui hal-hal yang demikian rumit namun penting;
dan menyadari betapa luar biasanya lingkungan di mana ia berada.
Oleh karena itu, orang yang beriman senantiasa memikirkan berbagai
makhluk hidup dan kejadian-kejadian yang Allah ciptakan. Kendatipun
semua itu dapat berupa segala sesuatu yang sudah umum dan diketahui
Hal-hal Yang Hendaknya Dipikirkan 91
"Hai orang-orang
yang beriman, janganlah
kamu
memakan riba dengan
berlipat ganda
dan bertakwalah
kamu kepada
Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan."
(QS. Aali
ÔImraan, 3: 130)
92 BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?
Planet dan seluruh jagad raya dimana kita berada memiliki sifat-sifat yang sesuai untuk
kehidupan manusia. Seseorang yang memikirkan masalah ini akan sangat paham
bahwa seluruh jagad raya diciptakan Allah untuk kita semua.
oleh banyak orang, namun ia mampu untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan
yang berbeda dibandingkan dengan orang lain.
Sebagai contoh, adalah fakta yang telah dikenal luas bahwa unsur
dasar penyusun setiap benda di jagad raya, hidup ataupun tak hidup,
adalah atom-atom. Dengan kata lain sebagian besar manusia tahu bahwa
buku yang mereka baca, kursi yang mereka duduki, air yang mereka minum
dan apapun yang mereka lihat di sekitar mereka tersusun atas atomatom.
Namun hanya orang-orang yang memiliki nalar dan kesadaran saja
yang mampu berpikir lebih jauh tentang hal ini dan menyaksikan kehebatan
Allah.
Ketika orang-orang tersebut melihat sebuah laporan yang membahas
tentang topik di atas, ia akan berpikir sebagaimana berikut: atomatom
adalah benda tak hidup. Lalu bagaimana substansi tak hidup seperti
atom-atom dapat bergabung dan membentuk wujud manusia yang memiliki
kemampuan untuk melihat, mendengar, menafsirkan segala sesuatu
yang mereka terima, menikmati musik yang mereka dengar, berpikir,
membuat keputusan-keputusan, menjadi bahagia atau tidak bahagia? Bagaimana
manusia mendapatkan segala kemampuan seperti ini?; yakni sifat-
sifat kemanusiaan yang sama sekali berbeda dengan wujud fisik yang
dihasilkan dari penggabungan atom-atom yang berbeda tersebut.
Sudah tentu atom-atom yang tak hidup dan tidak memiliki kesadaran
tersebut tidak dapat memberikan kepada manusia sifat-sifat kemanusiaan.
Adalah fakta bahwa Allah menciptakan manusia dengan ruh yang
memiliki sifat-sifat tersebut. Hal ini mengingatkan kita pada sebuah ayat
Allah:
"Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan
Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan
dan meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan
bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur." (QS. As-Sajadah, 32: 7-9)